Aviastar Hilang, Kemenhub Berduka

Tesa Oktiana Surbakti/Golda Eksa
03/10/2015 00:00
 Aviastar Hilang, Kemenhub Berduka
(ANTARA)
Hilangnya pesawat jenis Twin Otter MV 7503 PK-BRM milik Aviastar dengan nomor penerbangan MV 7503, ternyata meninggalkan duka di tengah keluarga besar Kementerian Perhubungan. Pasalnya, mayoritas penumpang ialah karyawan dari kementerian tersebut.

"Yang memprihatinkan seluruh penumpang adalah karyawan Kementerian Perhubungan yang bertugas di daerah Sulawesi. Kita tengah berduka," ucap Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi Mustofa kepada pewarta usai diskusi di Jakarta, Sabtu (3/10).

Sebagaimana diketahui pesawat dari Bandara Andi Jemma, Masamba, tujuan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar itu membawa 7 orang penumpang, terdiri dari 5 orang dewasa dan 2 bayi (infant), berikut 3 orang crew. Pesawat yang dipiloti Capt Iri Afriadi dan kopilot Yudhistira hilang kontak komunikasi 11 menit setelah meninggalkan Masamba atau sekira pukul 14.36 Wita, Jumat (2/10).

Hadi mengklaim upaya pencarian terus digencarkan dengan berfokus pada empat titik area di sekitar Kabupaten Luwuk, yang diketahui merupakan koordinat akhir sebelum pesawat hilang kontak.

"Saya sudah update, ada 4 area yang sudah kita berikan tanda dan kita asumsikan tempat terakhir pesawat terdeteksi," imbuhnya.

Dengan membagi 4 sektor, jelas Hadi, maka upaya pencarian akan lebih intensif. Penyisiran di setiap sektor dilakukan melalui jalur udara dengan mengoperasionalkan satu armada pesawat dan jalur darat dengan menerjunkan Tim SAR, Kepolisian setempat dan Kementerian Perhubungan.

"Pencarian melalui udara dan darat ya, segala cara akan kita tempuh," tegasnya.

Disinggung apakah Kemenhub telah menemukan sejumlah pelanggaran termasuk pelanggaran izin pesawat, Hadi enggan merespon. Pun ihwal kemungkinan pencaputan izin operasional maskapai tersebut, dia menuturkan pemerintah tidak mau terlalu terburu-buru. Saat ini yang menjadi fokus utama bagaimana pesawat beserta crew dan penumpang dapat ditemukan.

"Maskapai itu masih beroperasi. Kita cek dulu dengan teliti. Apakah ada pelanggaran dan menyalahi ketentuan undang-undang atau tidak," tukasnya.

Terlacak di Palopo

Sementara itu, General Manager Commercial and Business Development Aviastar Petrus Budi Prasetyo di kantornya, Sabtu (3/10), melaporkan pencarian pesawat mulai menemukan titik terang.

"Kami mendapat laporan atau informasi sinyal handphone dari kru. Ada dua laporan tentang sinyal terlacak dari pilot dan engineer," katanya.

Dalam laporan yang disampaikan pihak Badan SAR Nasional di Posko Makassar dijelaskan bahwa sinyal ponsel kru pesawat terlacak di sekitar Palopo, Sulawesi Selatan. Informasi tersebut juga diperkuat dari penuturan seorang tukang kayu di Palopo yang mengaku melihat pesawat terbang rendah.

"Sampai tadi malam Basarnas telah menyisir beberapa lokasi. Kalau dari sinyal handphone milik engineer, sinyal persis (kordinat) 3 derajat 20 menit 14 detik Lintang Selatan, dan 120 derajat 21 menit 7 detik Bujur Timur," terang Petrus.

Di sisi lain, sambung dia, Aviastar juga sudah memberikan semua dokumen dan legalitas penerbangan seperti yang diminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Saat ini KNKT tengah menyelisik bukti dokumen dan belum bisa memberikan keterangan.

Menurutnya, pesawat Twin Otter tipe DHC6 buatan Viking Air de Haviland Kanada itu dibeli Aviastar dari Airlines Papua New Guinea, pada 2014. Pembelian pun sudah melalui prosedur dan mendapat persetujuan dari Kementerian Perhubungan.

"Sebelum dioperasikan sudah di-maintenance ulang. Jadi, pesawat dalam posisi laik terbang. Tidak ada keluhan yang signifikan dari pesawat ini. Insiden-insiden yang terkait pesawat ini bisa (dipersilakan tanya) KNKT," tandasnya. (Q-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya