Penataan Kawasan Mangrove Harus Holistik

GUBERNUR Bali Wayan Koster menyambut baik rencana Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang akan melakukan gerakan penanaman mangrove di sepanjang kawasan Tol Bali Mandala pada 28 November 2018. Namun, Koster menginginkan penataan mangrove tersebut dilakukan secara holistik dan konseptual.

"Petakan dulu, keseluruhannya butuh berapa bibit mangrove. Saya menginginkan penataan yang holistik dan konseptual," ujar Koster saat menerima Dirjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) KLHK, Ida Bagus Putera Pratama, kemarin.

Koster juga menyarankan agar pihak kementerian melibatkan konsultan yang ahli dalam penataan kawasan mangrove. Jika bisa ditata dengan baik, nantinya ia berharap keberadaan hutan mangrove bisa dijadikan kawasan wisata berbasis alam.

Pada prinsipnya, Koster mendukung kegiatan yang berkaitan dengan upaya rehabilitasi lingkungan khususnya kawasan hutan. Apalagi kawasan Hutan Mangrove Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Bali memiliki fungsi yang sangat vital.

Terkait dengan permintaan Koster, bagi Dirjen PDASHL KLHK, Putera Pratama, mengaku sependapat dengan yang disampaikan Koster. Untuk itu, pihaknya akan merancang program yang lebih holistik dalam upaya pelestarian hutan mangrove di kawasan Tahura Ngurah Rai.

Putera Pratama juga menginformasikan berbagai persoalan yang dihadapi dalam upaya menjaga keberlangsungan hutan mangrove. Menurutnya, banyaknya kiriman sampah hingga saat ini masih menjadi persoalan serius. Selain pelestarian mangrove, KLHK juga menaruh perhatian terhadap upaya perlindungan danau.

Hal tersebut juga sejalan dengan upaya Koster dalam perlindungan dan pelestarian sumber air di Bali sebab menjadi salah satu program prioritas dalam pelaksanaan visinya 'Nangun Sat Kerthi Loka Bali'.