Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
MARYATI, 68, tak kuasa menahan kesedihannya. Tangan kirinya yang tersembunyi di balik kerudung bermotif bunga mengusap air mata yang membasahi pipinya, kemarin.
Dia merasa terpukul oleh kehilangan menantunya, Eryanto, 41, salah satu korban jatuhnya pesawat Lion Air JT610 di perairan Karawang, Jawa Barat, pada Senin (29/10). Dituturkan, tidak ada firasat apa pun sebelumnya. Terakhir dia dan suaminya bertemu dengan menantunya itu pada Jumat (5/10) lalu saat bertugas ke Belitung. "Istrinya, Sri Hartati, anak saya. Saya tidak menyangka itu yang terakhir bertemu," kata Maryati.
Menantunya itu, lanjut Maryati, pergi ke Jakarta bersama rekan-rekanya untuk mengikuti kontes burung berkicau Presiden Cup V. Eryanto sendiri bekerja sebagai aparatur sipil negara (ASN) di Bapppeda Babel. "Mereka dikaruniai tiga anak, yakni Khanzah, 13, kelas 1 SMP, Riandri, 10, Kelas 5 SD, dan Aira, 8, kelas 3 SD," ucapnya.
Rasa haru dan tangis Maryati kembali pecah di saat anak tertua menantunya itu, Khanzah, menceritakan pada Sabtu (27/10) pagi sebelum berangkat ayahnya memberinya pesan. "Papa pesan sebelum berangkat, saya jangan berantem dengan adek-adek. Papa cuma pesan itu," kata Khanzah di belakang neneknya.
Wajah sedih atas kehilangan sosok ayah juga terpancar dari raut wajah Khanzah meski dia berusaha tegar. Riandri hanya melemparkan senyum kecil sembari memperlihatkan foto sang ayah di ponsel milik bibinya. Si bungsu tak banyak bicara, entah karena ia belum begitu mengerti atau memang sifat anaknya yang pendiam. Dia hanya mengigit jarinya yang mungkin menandakan kepolosan anak seusianya.
Adik perempuan Eryanto, Mualinda, membenarkan bahwa kakaknya sangat hobi dengan burung berkicau. "Saya tidak menyangka Rabu itu pertemuan terakhir saya dengan kakak di hotel. Saya kaget mengetahui kakak saya salah satu korban pesawat itu," kenangnya sembari tertunduk.
Saat ini, menurutnya, keluarga sudah ikhlas dengan kepergian Eryanto. "Kita pasrah, mungkin ini sudah takdirnya, dan kita terima sekalipun jenazah kakak tidak teridentifikasi, tapi kami tetap berharap jasad kakak dapat ditemukan," tutur lirih.
Dari hari pertama setelah dinyatakan kakaknya menjadi salah satu korban pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di Tanjung Pakis, Karawang, keluarga sudah mengadakan pengajian di rumah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved