Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Desa Batulawang Waspadai Potensi Pergerakan Tanah dan Longsor

Benny Bastiandy
17/10/2018 10:25
Desa Batulawang Waspadai Potensi Pergerakan Tanah dan Longsor
(ANTARA)

DESA Batulawang, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mewaspadai terjadinya potensi pergerakan tanah dan longsor bersamaan mulai memasukinya musim hujan. Sejumlah kampung dan kedusunan di wilayah itu terpetakan rawan kebencanaan.

"Hampir sebagian besar kedusunan di Desa Batulawang memang rawan pergerakan tanah dan longsor. Salah satunya di Kedusunan Batulawang di RW 11 meliputi RT 01, 04, dan 05," kata Kepala Desa Batulawang, Nanang Rohendi, kepada Media Indonesia, Rabu (17/10).

Upaya antisipasi dan imbauan kepada masyarakat terus dilakukan aparatur desa setempat. Nanang mengatakan ketika intensitas curah hujan mulai terpantau meningkat, aparatur pemerintahan desa akan turun ke lapangan memantau kondisi di semua wilayah.

"Insya Allah saat musim hujan dan intensitasnya tinggi, kami turun ke wilayah. Sekaligus juga kami berikan imbauan kepada masyarakat. Imbauan juga dilakukan melalui radio HT (handy talky) yang sudah kami miliki," jelas Nanang.

Meskipun sekarang sudah terpantau turun hujan, kata Nanang, tetapi intensitasnya masih terbilang normal. Ia berharap musim hujan sekarang tak akan berlangsung seperti sebelumnya.

"Kalau intensitasnya seperti sekarang, kami berharap tidak terjadi lagi bencana. Pergerakan tanah dan longsor biasanya terjadi saat intensitas hujan tinggi dan berlangsung terus menerus," tuturnya.

Wilayah Desa Batulawang pernah diteliti Badan Geologi pascaterjadi pergerakan tanah pada 2015 lalu. Hasilnya, beberapa daerah rawan tanah longsor hingga direkomendasikan agar tak dijadikan sebagai kawasan permukiman.

"Badan Geologi juga merekomendasikan agar di beberapa daerah tak dijadikan lahan basah (sawah) tapi jadi tanah darat. Ini untuk meminimalkan potensi terjadinya pergerakan tanah," ucapnya.

Nanang mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur melalui petugas penyuluh lapangan (PPL) untuk mengubah pola tanam komoditas di sejumlah wilayah di Desa Batulawang. Minimalnya bisa mengganti lahan sawah menjadi lahan huma atau paling tidak jadi kebun palawija.

"Sudah kami koordinasikan. Ada warga yang setuju tapi masih ada juga yang menolak dengan alasan mata pencaharian mereka sehari-hari menggarap sawah. Ya, kalau sudah begitu kami tak bisa berbuat apa-apa. Itu hak mereka," tandasnya.

Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Sugeng Supriyatno, menyebutkan Kecamatan Sukaresmi dan Cikalongkulon merupakan daerah yang diwaspadai rawan pergerakan tanah dan longsor. Ia menyebut saat ini di sejumlah wilayah di Cianjur mulai turun hujan.

"Tapi tidak merata. Ada beberapa daerah yang masih mengalami kekeringan. Selain Sukaresmi dan Cikalongkulon, wilayah lain yang diwaspadai rawan pergerakan tanah dan longsor berada di wilayah selatan," terang Sugeng. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya