Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
TITIK panas (hotspot) di Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai berkurang.
Sesuai pemantauan titik panas dari setelit pengolahan data Lapan yang dilaporkan BMKG Stasiun El Tari Kupang, Sabtu (13/10) siang, titik api berjumlah 17. Jumlah itu berkurang jika dibandingkan laporan titik api pada Jumat (12/10) yang berjumlah 120.
Titik panas yang dilaporkan Sabtu yakni di Kabupaten Kupang tersebar di Kecamatan Amfoang Timur, Amfoang Tengah, Kupang Tengah, dan Amabi Oefeto Timur.
Selain itu di Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu dan Kabupaten Timor Tengah Utara yakni di Pembantu Insana, kemudian Kecamatan Kambata Mapambuhang dan Haharu, Sumba Timur, serta Kecamatan Alor Timur, Kabupaten Alor.
"Jumlah hotspot bukanlah merupakan jumlah kebakaran di lapangan, karena satu kebakaran kecil namun suhunya sangat tinggi dapat dideteksi oleh satelit lebih dari satu titik api," kata Prakirawan BMKG Stasiun El Tari Kupang Maria Seran.
Kebakaran lahan di Nusa Tenggara Timur umumnya dilakukan petani ladang untuk persiapan musim tanam. Banyak petani di desa-desa masih menganut sistem pertanian tebas bakar untuk mempercepat persiapan ladang.
BMKG juga mengingatkan ancaman kebakaran hutan dan lahan mengingat saat ini NTT memasuki puncak kemarau dengan suhu udara mencapai 35 derajat celcius pada siang hari.
Menurut Dia, titik panas tersebut perlu diwaspadai karena berpotensi memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan di sekitarnya, apalagi saat ini NTT mengalami puncak kemarau dengan suhu mencapai 35 derajat celcius, dan kelembaban udara 45%-95%. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved