Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan hingga 10 Oktober 2018 tercatat jumlah korban meninggal akibat gempa bumi serta tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, menjadi 2.045 jiwa dengan pengungsi 82.775 orang.
Hal itu dikemukakan Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, pada konferensi pers update Penanganan Bencana di Graha BNPB Jakarta, Rabu (10/10). Menurutnya, data tersebut didapatkan dari beberapa lokasi seperti Donggala, Palu, Sigi, dan Moutoung.
Adapun rincian korban meninggal terbanyak di Palu 1.636, 171 di Donggala, 222 di Sigi, 15 di Moutoung dan 1 orang di Pasang Kayu.
Sedangkan jumlah pengungsi tercatat 82.775 jiwa, terdiri atas 74.044 jiwa (112 titik) di Sulteng 8.731 jiwa di luar Sulteng.
"Mereka ada yang mengungsi Gorontalo, Makassar, Jakarta, Balikpapan, Manado, dan beberapa di wilayah Jawa Timur. Untuk hal ini, kami imbau mereka segera kembali ke Palu guna pemulihan," papar Sutopo.
Terhadap korban jiwa, dia mengutarakan, seluruh jenazah telah dimakamkan. Pemakaman massal sebanyak 969 orang, sementara pemakaman keluarga 1.076 orang.
Korban meninggal sebagian besar akibat tertimpa reruntuhan bangunan ketika gempa dan tsunami. Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terbaru menemukan data bahwa tinggi tsunami pascagempa 7,4 skala Richter mencapai 11,3 meter di area pantai Palu sehingga meluluhlantakkan Palu dengan korban jiwa terbanyak.
Untuk jumlah korban luka berat maupun luka ringan mencapai 10.679 orang, terdiri atas 2.549 luka berat dan 8.130 luka ringan. Sedangkan korban hilang terdapat 671 orang.dan masih banyak korban hilang yang belum terlaporkan.
Menurut Sutopo, jumlah bangunan rusak tercatat 67.310 unit, terdiri atas Kota Palu 65.733 unit , Donggala 680 unit, Sigi 897 unit. Sedangkan fasilitas peribadatan 99 unit, fasilitas kesehatan 20 unit, 1 rumah sakit, 10 puskesmas, 4 Puskesmas Pembantu (Pustu), dan 5 Puskesdes.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Pendidikan Khusus Layanan Khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Poppy, mengutarakan, pihaknya masih terus melakukan pendataan sekolah rusak dan korban meninggal.
Saat ini, baru tercatat 422 sekolah rusak dan 59 siswa meninggal. Kemendikbud telah mendirikan sekolah darurat dan tenda darurat bekerja sama dengan Unicef.
"Mendikbud berpesan proses pembelajaran siswa diharapkan tetap berlangsung sesuai kondisi yang ada dan penanganan yang kami lakukan," kata Poppy.
Kemendikbud akan menggelontorkan anggaran Rp246 miliar untuk tunjangan korban guru dan fasilitas pendidikan mulai tingkat PAUD hingga SMA. Pihaknya tengah menyusun Permendikbud sekolah aman bencana yang akan bekerjasama dengan BNPB. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved