Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Petani Terancam TOD

KEBERADAAN transit oriented development (TOD) kereta api cepat Jakarta-Bandung di KecamatĀ­an Telukjambe Barat, Karawang, Jabar, menghilangkan sedikitnya 250 hektare lahan sawah di sana. Ribuan petani penggarap lahan yang terkena proyek itu bakal menganggur
10/10/2018 03:00
Petani Terancam TOD
(ANTARA FOTO/Novrian Arbi)

KEBERADAAN transit oriented development (TOD) kereta api cepat Jakarta-Bandung di Kecamat­an Telukjambe Barat, Karawang, Jabar, menghilangkan sedikitnya 250 hektare lahan sawah di sana. Ribuan petani penggarap lahan yang terkena proyek itu bakal menganggur.

“Dampak ini harus dipikirkan. Pemerintah harus mencari solusi­nya. Mereka tidak ada keahlian selain bertani. Ada sekitar 250 hektare lahan pertanian yang diubah jadi TOD. Kami sangat khawatir dengan nasib petani di wilayah sana,” kata Kepala Dinas Pertanian Hanafi Chaniago dalam diskusi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Telukjambe Barat, Selasa (9/10).

Hanafi meminta dalam KLHS Telukjambe Barat harus ada poin mengenai pelatihan kerja untuk petani yang terkena dampak.

“Solusi ini harus dimasukkan ke KLHS. Pelatihan harus dimulai juga berbarengan nantinya sebelum pembangunan TOD. Hal itu harus juga dibahas oleh KCIC,” kata Hanafi.

Sementara itu, Forum Komunikasi Daerah Aliran Sungai Citarum (Forkadasc+) menilai pembangunan TOD kereta api tersebut harus memperhitungkan daya dukung resapan air. Pasalnya wilayah Telukjambe Barat merupakan daerah rawan bencana banjir. Kemudian sebagai penyumbang air run-off dari Sungai Cibeet menuju Sungai Citarum.

“Kami menginginkan adanya 25% hutan dibangun dari luas lahan TOD dan sejumlah danau sebagai daerah resapan air. Lalu ada penambahan sepadan sungai dari dua anak Sungai Cibeet. Selanjutnya TOD tidak boleh menggunakan air tanah,” ujar Sekretaris Forkasdasc+ Yuda Fe-brian Silitonga.

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Karawang, Rosmalia Dewi, meng­ungkapkan, kajian lingkungan penting dilakukan untuk meng­antipasi kerugian masyarakat terhadap pembangunan. “Ma-suk­an-masukan ini sangat penting bagi kita. Kita inginkan adanya keseimbangan dalam setiap pembangunan. KLHS di-targetkan selesai hingga akhir 2018,” tandas Dewi. (CS/N-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya