Pemindahan Ibu Kota Sulteng akan Dikaji

ADANYA usulan dari berbagai pihak bahwa Palu sebagai Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah perlu dikaji ulang, akan dibahas DPR RI.

Ketua Komisi VIII DPR RI, Ali Taher Parasong, mengatakan usulan tersebut akan dibahas dalam rapat dengar pendapat bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pekan ini.

“Insya Allah kami rekomendasikan supaya BNPB sebagai mitra kerja Komisi VIII berbicara dengan pemerintah, khususnya dengan kementerian terkait dan presiden, untuk betul-betul dipertimbangkan. Apalagi, gempa di Palu bukan yang pertama,” kata Ali dalam diskusi di Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (9/10).

Pada gempa bumi dan tsunami, juga disertai dengan fenomena likuifaksi. Kondisi geologis­ Palu yang rawan gempa menjadi pertimbangan utama

Masih terkait dengan gempa Palu, BNPB menduga ada 5.000 jenazah masih tertimbun di Perumahan Balaroa serta Kelurahan Petobo, Kota Palu, akibat gempa dan likuifaksi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan angka tersebut merupakan angka perkiraan yang dikemukakan pemerintah daerah setempat serta berdasarkan perhitungan kasar dari masyarakat yang selamat dari gempa pada  28 September tersebut.

“Ini masih dugaan sementara karena sulit untuk memastikan berapa yang hilang atau masih tertimbun. Apalagi banyak warga  selamat lalu menyebar dan mengungsi,” terangnya. Berdasarkan citra satelit, area terdampak gempa serta likuifaksi di Perumahan Balaroa, yakni seluas 47,8 hektare (ha). Terdapat 1.471 rumah  di perumahan itu rusak parah.

Sementara itu, di Kelurahan Petobo diperkirakan area yang terdampak  seluas 180 ha dan 2.050 rumah rusak total. Kondisi sama juga terjadi di Kelurahan Jono Oge, Kabupaten Sigi. Permukiman seluas 202 ha rusak parah.  Diperkirakan ada 366 unit rumah tertimbun, 168 rumah rusak parah, dan 120 orang tertimbun. Hingga kini gempa susulan masih terjadi di  Palu. Kemarin, sudah tiga kali gempa susulan mengguncang Kota Palu dengan kekuatan 5,2 SR. (Mal/Put/Opn/N-2)