Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
KABUPATEN Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu kabupaten yang banyak menghadapi ancaman bencana. Setidaknya, ada tujuh jenis bencana yang melanda wilayan ini, antara lain erupsi Gunung Merapi, banjir, tanah longsor, angin kencang, kebakaran,kekeringan, dan gempa bumi. Menghadapi berbagai ancaman bencana itu, Pemkab Sleman terus menyiapkan warganya untuk memiliki kemampuan untuk menghadapi bencana. Seperti apa? Berikut petikan wawancara wartawan Media Indonesia, Agus Utantoro dengan Bupati Sleman Sri Purnomo, Sabtu (6/10).
Banyaknya ancaman bencana di Sleman, apa yang akan dilakukan Pemkab Sleman?
Ya, dalam rangka mitigasi dan pengurangan risiko bencana, masyarakat Sleman dikondisikan untuk selalu waspada.
Caranya?
Menghadapi risiko bencana tersebut, Pemkab Sleman telah dan terus akan melakukan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat. Yakni, geladi bencana yang sesuai dengan jenis ancaman di wilayah masing-masing.
Misalnya?
Kita berikan pelatihan yang sesuai. Kalau yang dihadapi ialah bencana tanah longsor, ya kita beri pemahaman bagaimana kemungkinannya. Bagaimana mengenali dan apa yang harus dilakukan. Tentu berbeda dengan mereka yang tinggal di lereng Merapi. Bencana yang dihadapi berbeda.
Sudah terpetakan?
Untuk ancaman bencana, terutama angin kencang pada musim pancaroba merata untuk wilayah Sleman. Sedangkan untuk banjir berpotensi terjadi pada seluruh aliran sungai di Sleman. Potensi tanah longsor, terjadi pada kawasan perbukitan Prambanan, lereng Merapi di Turi, Pakem, dan Cangkringan maupun kawasan tebing Sungai Progo di Sleman Barat.
Bagaimana memberikan pemahaman kepada warga tentang ancaman bencana?
Banyak yang sudah dilakukan. Misalnya, membentuk kampung siaga bencana, juga membentuk sekolah siaga bencana. Sekolah siaga bencana ini, para siswa juga diberi pelatihan bagaimana saat menghadapi bencana. Saat terjadi bencana, masyarakat merupakan subjek sekaligus objek, serta menjadi sumber pokok untuk pengurangan risiko bencana itu sendiri sehingga perlu adanya pembelajaran penanggulangan bencana pada masyarakat. Siswa sebagai bagian dari masyarakat kita beri pelatihan, geladi lapang. Sudah lebih dari 45 sekolah yang berstatus sekolah siaga bencana.
Kedepannya?
Kami akan terus mengembangkan baik sekolah siaga bencana maupun kampung siaga bencana. Selain itu, akan meningkatkan kemampuan BPBD maupun relawan agar saat terjadi bencana. Siapa melakukan apa akan
berkembang dalam penanganan bencana. (N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved