Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
KABUPATEN Sukabumi, Jawa Barat termasuk daerah yang berpotensi rawan bencana geologis maupun hidrologis. Bagaimana Pemkab Sukabumi mengantisipasi potensi bencana? Berikut wawancara wartawan Media Indonesia, Benny Bastiandy dengan Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, Jumat (5/10).
Apa upaya pemkab mengantisipasi potensi kebencanaan?
Di tataran lingkungan pemerintahan, kami terus berupaya mengembangkan kapasitas sumber daya manusia, di antaranya peningkatan pengetahuan dan wawasan, ketrampilan, simulasi, keahlian, serta pembentukan sikap dan perilaku kerja. Di sisi lain, kita juga menyiapkan fasilitas sarana dan prasarana, seperti alat deteksi dini gempa maupun tsunami. Setidaknya, fasilitas sarana dan prasarana itu bisa membantu mengurangi risiko korban jiwa.
Dalam setahun terjadi gempa 13 kali. Bagaimana menyikapinya?
Awal tahun lalu terjadi gempa 6,1 SR berpusat di Kabupaten Lebak. Wilayah kami (Kabupaten Sukabumi) ikut terdampak. Jumlah rumah yang rusak mencapai ribuan unit. Di lapangan ditemukan fakta kalau rumah yang rusak kebanyakan karena konstruksinya yang tidak berstandar. Kami ingatkan warga kalau membangun rumah harus memperhatikan keselamatan, termasuk ke camat dan kepala desa, sebelum merekomendasikan IMB perhatikan dulu konstruksi bangunannya.
Bencana yang ada di Sukabumi apa semata faktor alam?
Bisa karena faktor alam, bisa juga penyebab lainnya. Contohnya, banjir. Ini disebabkan ada faktor lain, seperti perusakan lahan dan perilaku manusia
Apa yang dipersiapkan pemkab jika penyebabnya perilaku manusia?
Kami dorong perusahaan membantu mengantisipasi potensi kebencanaan itu. Caranya, mendorong agar dana CSR (corporate social responsibility) diarahkan untuk penghijauan. Tata ruang juga harus direvisi, utamanya memperketat perizinan agar tak memberikan izin bagi yang akan membangun di lahan-lahan rawan bencana. (N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved