Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Pemulihan Layanan Kesehatan Dikebut

Dhika Kusuma Winata dari Palu
07/10/2018 17:15
Pemulihan Layanan Kesehatan Dikebut
(MI/M Taufan SP Bustan)

PEMERINTAH mendorong pemulihan layanan rumah sakit di wilayah terdampak gempa di Sulawesi Tengah.

Hingga kini, tercatat 10 rumah sakit dengan 15 kamar operasi yang sudah beroperasi penuh untuk melakukan tindakan medis bagi para korban luka yang memerlukan tindakan bedah.

"Dalam 2 minggu pascabencana ini, kita menargetkan normalisasi pelayanan rumah sakit. Sekarang kita punya lima belas kamar operasi di sepuluh rumah sakit yang ada di Palu, Donggala, dan Sigi. Termasuk rumah sakit kapal yang ada," kata Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes, Achmad Yurianto, di Palu, Minggu (7/10).

Dengan kian banyaknya kamar operasi yang berfungsi, lanjut Achmad, masalah operasi darurat dan elektif kini tidak memerlukan lagi dirujuk ke Makassar. "Sekarang operasi bisa dilaksanakan semua. Ada sekitar 100-an dokter bedah, jumlah itu sangat cukup," imbuhnya.

Terkait dengan logistik obat-obatan, Pusat Krisis Kesehatan telah mendapat suplai 10 ton obat-obatan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BUMN. Obat-obatan di antaranya obat antialergi, antibiotik, analgesik, dan infus. Selain itu, juga disalurkan makanan pendamping ASI sebanyak 2,5 ton dan makanan pendamping untuk anak usia sekolah sebanyak 1 ton.

Untuk selanjutnya, penanganan kesehatan akan minitikberatkan pada efisiensi layanan. Selain tetap mensosialisasikan upaya promotif dan preventif, puskesmas juga diberdayakan.

Hingga saat ini, kata Achmad, sudah 50 puskesmas kembali aktif. Tenaga kesehatan yang diorganisasikan Pusat Krisis Kesehatan dikerahkan ke puskesmas.

Dia menuturkan upaya menjaga kesehatan lingkungan di pengungsian juga segera menjadi fokus. Pasalnya, lanjut Achmad, banyak pengungsi sudah mengeluhkan gejala infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan diare.

Hal itu dialami Niken, 31, seorang pengungsi asal Kelurahan Lere, Palu. Sejak tiga hari belakangan, perempuan dua anak ini menderita bersin-bersin dan batuk. Dia mengkhawatirkan pilek tersebut berlanjut menjadi ISPA. Tim relawan pun telah memberikan obat-obatan.

"Debu banyak sekali di berterbangan. Anak saya juga menderita batuk dan pilek. Beruntung segera diberi obat," ujarnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya