Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Kerajinan Getah Nyatu Dayak Nyaris Punah

Surya Sriyanti/N-3
21/8/2018 05:30
Kerajinan Getah Nyatu Dayak Nyaris Punah
(MI/Surya Sriyanti)

ERA 1980-an kerajinan getah nyatu sangat populer. Setiap musim liburan, para pelancong saat berkunjung ke Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, mencari suvenir getah kayu untuk dijadikan oleh-oleh. Dahulu ada pameo belum datang ke Tanah Dayak, kalau tidak membawa kerajinan terbuat dari getah nyatu.

Hasil kerajinan getah nyatu ini bisa berupa replika kapal, profil orang Dayak membawa mandau, atau tempat menaruh pena.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, dan masuknya investasi ke Kalimantan Tengah, kerajinan ini semakin sulit untuk didapatkan. Semakin sulit perajin mendapatkan bahan baku, yakni getah dari pohon nyatu. Selain itu, generasi muda tidak meneruskan tradisi membuat kerajinan dari getah nyatu ini. Mayoritas anak muda tidak tertarik membuat kerajinan dari getah nyatu ini.

Akibatnya, ikon Dayak yang banyak dibuat di Kabupaten Kapuas ini semakin sulit ditemukan di toko-toko kerajinan. Jumlah perajin suvenir terus berkurang. Saat ini jumlah perajin getah pohon nyatu ini bisa dihitung dengan jari.

"Bisa dibilang kerajinan ini hampir punah," kata Hadi Suparno, perajin getah nyatu dari Desa Dahirang, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, beberapa waktu lalu.

Hadi Suparno telah menggeluti kerajinan getah pohon nyatu ini sekitar 35 tahun. Desa Dahirang dulunya merupakan sentra penghasil kerajinan getah nyatu. Menurutnya, dahulu hampir seluruh penduduk desa menekuni kerajinan getah nyatu ini. Namun, saat ini hanya ada tiga orang perajin bertahan membuat kerajinan dari getah pohon nyatu ini. Salah satunya ialah Hadi Suparno.

Menurutnya, sudah sejak enam bulan lalu ia kesulitan mencari bahan baku getah nyatu. "Dulu biasanya ada saja petani yang membawa getah nyatu untuk dijual kepada kami, tapi hampir setengah tahun ini saya belum dapat pasokan lagi," ujarnya.

Biasanya ia selalu membeli getah nyatu dari masyarakat, rata-rata 30 kg-50 kg dengan harga Rp3.000 per kilogram. Ia pun selalu menyimpan cadangan bahan baku getah nyatu ini. Hadi hanya membuat secukupnya.

Namun, kini harga getah nyatu semakin mahal, yakni Rp150 ribu per kg. Pohon-pohon getah nyatu ini juga nyaris punah. "Saat ini saya mulai sulit mendapatkan bahan baku getah nyatu sebab banyak pohon nyatu ditebang dan diganti dengan kebun sawit," keluhnya.

Dia berharap agar pemerintah mencari solusinya agar usaha yang ditekuninya bisa berlanjut.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik