Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
INFRASTRUKTUR kesehatan di Ibu Kota Lombok Utara, Tanjung, mengalami kerusakan parah akibat guncangan gempa berkekuatan 7 skala Richter (SR) pada Minggu (5/8) lalu.
Kondisi itu membuat pasien-pasien yang sebelumnya dirawat didalam bangunan rumah sakit, terpaksa dipindahkan ke halaman. Salah satunya terjadi di RSUD Tanjung.
Tempat-tempat tidur pasien yang kosong dan tabung oksigen tergeletak di halaman rumah sakit. Sementara, pasien-pasien, sebagian besar perempuan berusia 50-70 tahun, terbaring di bawah tenda darurat berukuran sekitar 50 meter persegi.
Junep, 70, salah satu pasien rujukan dari Puskesmas Santong, Kayangan, mengalami cedera punggung dan bengkak kaki akibat tertimpa reruntuhan.
"Saya ingin dibedahin, supaya kaki berhenti sakit dan airnya keluar," ujar Junep yang kerap mengerang kesakitan, Rabu (8/8) malam.
Di sebelah Junep, Suryana, 40, pasien asal Dusun Kapu, Desa Jenggala, Tanjung, terbaring lemah. Ia tertimpa tembok di bagian punggung dan kepala.
Ia menjelaskan, karena puskesmas di Jenggala hancur, ia dirujuk ke RSUD Tanjung.
Sementara itu, Usmawati, 29, dengan sabar menunggu buah hatinya, Fauzi, 7, yang terbaring tidur. Ia mengipasi tubuh anaknya karena suasana yang panas. Dahi Fauzi tampak hitam lebam.
"Anak saya jatuh tersungkur saat lari menyelamatkan diri ketika gempa terjadi. Dahinya terbentur lantai," tutur Usmawati.
Zaunah, 70, pasien asal Dusun Bentek, Pemenang Barat, berkeras ingin pulang setelah mengetahui akan dirujuk ke RSUP NTB di Kota Mataram. Pasalnya, dari pihak keluarga tidak ada yang bisa mendampinginya lantaran terkendala jarak yang lumayan jauh.
Saat akan pulang, Zaunah meminta kepada pihak RSUD Tanjung untuk diantar. Namun, pihak rumah sakit menghadapi persoalan kekurangan tim dan fasilitas angkutan.
Alhasil, dalam kondisi lemah, ia memaksakan diri untuk pulang dibonceng pihak keluarga menggunakan sepeda motor.(OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved