Rabu 08 Agustus 2018, 15:45 WIB

Mendikbud Wacanakan Penyederhanaan Bahasa Daerah 

Ferdinand | Nusantara
Mendikbud Wacanakan Penyederhanaan Bahasa Daerah 

MI/Ferdinand

 

MENTERI Pendidikan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, melontarkan wacana untuk menyederhanakan bahasa daerah. 

Dia menilai ragam bahasa daerah yang terlalu banyak selain memengaruhi sistem komunikasi juga sulit untuk dibina dan dikembangkan. 

Wacana tersebut dikemukakan Muhadjir pada Acara Semiloka dan Deklarasi Pengutamaan Bahasa Negara di Universitas Sebelas Maret (UNS), Kota
Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (8/8). 

Dalam paparannya, Muhadjir menyebutkan saat ini Indonesia memiliki 744 bahasa daerah. Di Papua saja terdapat lebih dari 300 bahasa daerah, termasuk yang hanya bisa digunakan untuk berkomunikasi dalam komunitas kecil. 

Muhadjir menceritakan pengalamannya saat berkunjung untuk meresmikan sekolah di Pegunungan Bintang. Waktu pulang ada demo dari warga setempat. Waktu itu yang menerima para pendemo adalah bupati daerah tersebut. 

Setelah pendemo bubar, Muhadjir pun menanyakan apa tuntutan pendemo. Ternyata, bupatinya sendiri tidak paham bahasa yang mereka gunakan. 

"Bayangkan, ada bupati yang memimpin rakyatnya tetapi dia tidak menguasai bahasa rakyatnya itu," katanya. 

Menurut Muhadjir, itu merupakan persoalan termasuk bagi para guru dan dosen bahasa. Dalam berbagai diskusi dia sering melontarkan, apakah bahasa seperti itu harus dipertahankan. 

Kalau dipertahankan akan memengaruhi sistem komunikasi, karena itu mungkin harus ada pilihan mana bahasa daerah yang harus dilestarikan.

Mungkin juga harus ada bahasa yang dijadikan satu bahasa daerah induk, sehingga satu tempat jangan sampai ada 300 bahasa. Kalau pendudukanya hanya 300 ribu, berarti satu bahasa rata-rata hanya digunakan seribu orang. 

"Saudara-saudara sekalian harus tahu, kenapa di Papua sering terjadi perang suku. Itu sebetulnya soal bahasa, terjadi kesalah pahaman ketika berkomunikasi, sebagian besar. Karena itu tadi setiap kampung punya bahasa sendiri," katanya. 

Akan tetapi, sesuai janji dalam nawacita bahwa kita ingin terus memelihara keanekaragaman, termasuk keanekaragaman bahasa. Muhadjir meminta agar Semiloka ini dapat menghasilkan sebuah rekomendasi mengenai hal itu. 

Ditemui seusai acara, Muhadjir menjelaskan, penyederhanaan bahasa yang ia maksudkan adalah dengan jalan menyerap bahasa dalam komunitas lokal ke dalam suatu bahasa yang disepakati sebagai bahasa induk. Bahasa komunitas akan tetap hidup sebagai ujaran atau kosakata dalam bahasa induk. 

"Bukan dihilangkan, tetapi diserap," katanya. (OL-3)

Baca Juga

Dok. Basarnas Bali

Sempat Dinyatakan Hilang, Bocah 5 Tahun Di Bali Berhasil Ditemukan

👤Ruta Suryana 🕔Jumat 22 September 2023, 23:13 WIB
Oleh Tim SAR, korban Miko ditemukan di sungai dekat rumahnya pada pukul 08.31 Wita, masih dalam kondisi sadar namun terlihat lemas dan...
Ist

Raih Sertifikasi Halal, Tokyo Belly Terus Perkuat Citra di Daerah

👤Media Indonesia 🕔Jumat 22 September 2023, 22:03 WIB
Kini gerai Tokyo Belly yang tersebar di Jakarta, Bali, Bogor, Tangerang, Bandung, Surabaya, dan Balikpapan, sudah tersertifikasi halal dari...
Antara/Raisan Al Farisi

Pemadaman Kebakaran di TPA Sarimukti sudah Mencapai 90%

👤Sugeng Sumariyadi 🕔Jumat 22 September 2023, 21:13 WIB
TPA Sarimukti sudah lebih dari satu bulan terbakar. Akibatnya, sampah dari Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

  • Presiden PKS Buka-Bukaan Soal Pasangan Amin

    Berikut petikan wawancara khusus wartawan Media Indonesia Ahmad Punto, Henri Salomo, Akhmad Mustain, dan Rifaldi Putra Irianto di kantor DPP PKS, Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya