Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Gajah Sumatra kembali Lahir Alami di Barumun

Sri Utami
04/8/2018 20:20
Gajah Sumatra kembali Lahir Alami di Barumun
(ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

SEEKOR anak Gajah Sumatra (elephas maximus sumatranus) kembali lahir secara alami di Barumun, Sumatra Utara. Gajah betina ini dilahirkan di Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNWS) yang merupakan mitra Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan, Minggu (29/7).

"Dengan kelahiran gajah ini menambah jumlah populasi gajah di BNWS menjadi 15 ekor. Saat ini, kondisi anak gajah sehat, aktif, dan sudah langsung menyusu pada induknya," ujar Kepala BBKSDA Sumut, Hotmauli Sianturi, melalui keterangan tertulis, Sabtu (4/8).

Anak gajah yang berasal dari indukan betina Poppy dan indukan jantan Dwiky ini, memiliki berat badan 96,49 kilogram dan tinggi badan 86 sentimeter dan lingkar dada 107 cm.

Sebelumnya, di tempat yang sama, telah lahir anak gajah dari induk betina Dini (16 Juni 2018) dan diberi nama Fitri oleh Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar. Pemberian nama ini diberikan sesuai dengan waktu kelahiran saat suasana Hari Raya Idul Fitri.

Dituturkan Hotmauli, kelahiran gajah secara alami merupakan bentuk keberhasilan upaya konservasi gajah secara eksitu di Provinsi Sumut, sejak dimulainya kerja sama antara BBKSDA Sumut dan BNWS pada 2016.

"Dengan adanya kelahiran anak gajah di Sumatra Utara, diharapkan bisa menjadi pengobat kesedihan, atas kematian gajah yang baru-baru ini terjadi di Aceh (gajah bunta)," lanjutnya.

Saat ini, BBKSDA Sumut mengelola tiga lokasi konservasi gajah eksitu, dengan total gajah sebanyak 22 ekor. Penyebaran gajah ini antara lain di Pusat Latihan Gajah Holiday, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, sebanyak tiga ekor, di BNWS, Kabupaten Padang Lawas Utara sebanyak 15 ekor, dan di Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC), Kabupaten Simalungun, sebanyak empat ekor.

Gajah Sumatra merupakan satwa dilindungi, dan berstatus kritis (critically endangered) menurut IUCN, serta tercantum dalam lampiran I CITES. Hilangnya habitat menjadi ancaman utama menurunnya populasi gajah, selain perburuan, konflik manusia dan satwa liar gajah.

"Perubahan habitat meningkatkan kerentanan terhadap kelestarian populasi, di mana Gajah Sumatra sangat tergantung pada habitat yang luas, sesuai dengan tuntutan kebutuhan pakan, air, dan ruang," tandasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik