Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Puluhan Siswa SDN Ibu Jenab 2 Cianjur Belajar di Lantai

Benny Bastiandy
03/8/2018 17:15
Puluhan Siswa SDN Ibu Jenab 2 Cianjur Belajar di Lantai
(MI/BENNY BASTIANDY)

IRONIS. Baru sekitar empat bulan menempati bangunan sekolah baru, puluhan siswa kelas 6 SDN Ibu Jenab 2 Cianjur, Jawa Barat, harus belajar beralas lantai. Kondisi itu akibat kurangnya fasilitas mebel berupa kursi dan meja.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kegiatan belajar mengajar puluhan siswa tanpa meja dan kursi sudah berlangsung sejak tiga bulan lalu. Mebel dasar yang sebelumnya ada di ruang kelas 6 digunakan untuk kebutuhan kelas 2.

"Sekolah kami memang baru direlokasi ke tempat baru ini. Sebelumnya,  sekolah kami di Jalan Moch Ali (Komplek Wisma Karya). Di sini juga ada dua sekolah lainnya yang sama-sama direlokasi. Tapi sejak menempati bangunan sekolah baru ini, kami kekurangan meja dan kursi bagi siswa," terang Kepala SDN Ibu Jenab 2 Cianjur, Sukardi.

Di ruang kelas 6, beragam cara dilakukan siswa agar belajarnya nyaman meskipun tanpa meja dan kursi. Sebagian besar memilih belajar sambil tiduran. Buku yang digunakan menulis disimpan di lantai. Ada siswa yang menggunakan pahanya sebagai alas buku dalam posisi duduk bersila.

"Sebetulnya kondisi seperti ini terjadi sejak awal kepindahan ke sekolah baru. Malahan waktu itu ada dua ruang kelas yang kekurangan meja dan kursi. Tapi saat itu kami siasati dengan menggunakan meja dan kursi yang ada di ruang guru. Tapi hanya cukup terpenuhi untuk satu kelas saja," beber Sukardi.

Di sekolah yang dulu, lanjut dia, pola pembelajaran siswa dilakukan dengan cara digilir karena kekurangan ruangan kelas. Waktu itu kelas 2 masuk siang dan kelas 1 masuk pagi.

Akan tetapi, saat bangunan direlokasi, para orangtua mendesak agar semua siswa bisa masuk pagi dengan alasan jarak sekolah cukup jauh.

"Sekolah yang dulu kan ada di pusat perkotaan. Jadi akses dari mana mana gampang. Sekarang sekolah berada di sekitar Jalan Pangeran Hidayatulloh.Makanya waktu mau dipindah, orangtua siswa meminta agar semua siswa masuk pagi. Jika tak dikabulkan, orangtua siswa memilih anak memindahkan anak mereka ke sekolah lain," tutur Sukardi.

Ia mengaku sudah mengusulkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur agar segera menambah fasilitas yang ada. Namun, keinginan itu hanya sebatas mimpi karena hingga sekarang belum ada realisasi.

"Kalau terus-terusan seperti ini, kami khawatir akan mengganggu kegiatan belajar-mengajar. Pembelajaran tidak akan maksimal. Kualitas belajar siswa juga jadi terbengkalai," kata Sukardi.

Selain mebel, lanjut Sukardi, di sekolah itu masih minim fasilitas lainnya, seperti sarana laboratorium, masjid, perpustakaan, lapangan. Bahkan daya listrik juga masih sangat kurang.

"Bayangkan saja, satu kWh dengan daya 1.300 watt harus digunakan untuk kebutuhan tiga sekolah. Aliran listrik sering mati. Infocus dan komputer juga tidak bisa digunakan karena daya listriknya kurang," tandasnya. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya