Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Joseph Aditya Ralali Pilihan Perusahaan Besar hingga UMKM

Ferdian Ananda Majni
01/8/2018 23:45
Joseph Aditya Ralali Pilihan Perusahaan Besar hingga UMKM
(MI/Susanto)

PERKEMBANGAN teknologi yang seakan tak pernah berhenti, menjadi salah satu faktor pendorong utama pertumbuhan bisnis marketplace di Indonesia. Gaya hidup masyarakat yang kini sudah terbiasa dengan aktivitas belanja daring, membuat peluang bisnis jual beli daring semakin menjanjikan keuntungan bagi para pelakunya.

Namun, pasar yang ada kebanyakan masih melayani transaksi business to consumer (B2C). Padahal, kebutuhan industri dan bisnis saling berkaitan serta peluangnya terbuka lebar.

Celah peluang itu dimanfaatkan dengan baik oleh Joseph Aditya, founder sekaligus CEO Ralali.com, marketplace yang fokus menyuplai ke perusahaan atau bisnis (B2B). Kemudahan diberikan lewat proses transaksi jual-beli melalui teknologi dan fitur bertransaksi yang lebih mudah, aman, dan transparan. Apalagi, vendor yang bergabung dengan Ralali.com ialah tangan pertama.

Di bawah bendera PT Raksasa Laju Lintang, Ralali.com yang didirikan sejak 2013 itu menghubungkan para pembeli korporat maupun individu, dalam menemukan ribuan produk untuk kebutuhan bisnis dan perusahaan, dari ratusan supplier ternama dan tepercaya.

Aditya menyebutkan, pihaknya mencoba membuat satu portal, yakni semua supplier dimasukkan portal tersebut menjadi satu ekosistem sehingga semua pelaku bisnis bertemu langsung dengan supplier.

"Kami mempertemukan bisnis dengan supplier. Apalagi, di Indonesia banyak sekali UMKM dan bisnis kecil yang tidak punya akses supplier," kata Aditya, saat ditemui di Jakarta, pada Selasa (10/7).

Target awal pasar Ralali.com ialah produk-produk kebutuhan kantor. Ketika seseorang memulai bisnis di sebuah kantor, pihaknya akan mengakomodasi kebutuhannya. Seiring berjalannya waktu, Ralali.com mulai memperluas segmen bisnisnya ke sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). "Nah, sekarang lebih dari 12 kategori yang disuplai Ralali.com," jelasnya.

Selama 5 tahun perjalanannya, kini Ralali.com sudah memiliki 17 ribu loyal customers, lebih dari 7.000  vendor, 200 ribu produk, dan lebih dari satu juta unique visitors setiap bulannya dari seluruh Indonesia.

"Secara kategori lebar tetapi segmentasi Ralali.com mulai ke tahap operasional, reseller, kuliner, kecantikan, serta material," tuturnya.

Belum lama ini, Ralali.com baru menerima suntikan dana dari investor di Jepang. Tahun ini pihaknya akan mendapatkan suntikan dana segar dari Korea dan Taiwan. "Kita mulai membuka diri sehingga mereka juga mulai melirik bisnis kita," katanya.

Serius garap kuliner
Untuk tahun ini, Ralali.com memang tengah fokus pada segmentasi usaha kuliner karena pertumbuhan jumlah pelaku usaha UMKM kuliner menjadi yang tertinggi di Indonesia. Salah satu tandanya, kata Aditya, hampir setiap hari ada saja orang yang membuka warung atau usaha katering.

Di Ralali.com, distributor bisa melihat siapa user, behavior atau pola tingkah laku user. Jadi, itu keuntungan yang akan diperoleh para supplier selain membesarkan market.

Saat ini, sebagian besar wilayah operasional Ralali.com masih di wilayah kepulauan Jawa. Sebagian kecil di Sumatra dan Kalimantan. Dari sisi produk, transaksi otomotif paling tinggi disusul operasional kantor, seperti komputer dan kebutuhan kantor. "Sekarang mulai naik dan mengalami peningkatan di makanan."

Sumber pendapatan Ralali.com didapat dari pelbagai macam. Namun, paling besar berasal dari fee transaksi. Dari internal, pendapatan diperoleh dari pembukaan iklan di Ralali.com dan admin fee setiap transaksi.

Ada juga value added service yang didapat salah satunya dari jasa pembuatan video dalam laman klien untuk keperluan pencitraan merek produk, sedangkan pendapatan eksternal didapat Ralali.com melalui fee pengiriman barang. "Fee kepada penjual dari tiap transaksi Ralali.com ditetapkan pada kisaran 3%-5% dari harga," tuturnya.

Dengan semakin banyaknya pemain di B2C, mereka pun berbondong-bondong pindah ke B2B. Itu menyebabkan kompetisi semakin ketat. Ralali.com pun mulai masuk ke industri 4 poin 0, yaitu blockchain yang dijalankan sejak tahun lalu. Model desentralisasi yang ditawarkan itu pun diakui Aditya, mendatangkan efisiensi.

(M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya