Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

BPPT Tengah Pikirkan Evakuasi K.M Sinar Bangun

Indriyani Astuti
24/6/2018 18:33
BPPT Tengah Pikirkan Evakuasi K.M Sinar Bangun
(ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)

BADAN Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan mencoba mengkaji kemungkinan teknologi yang bisa digunakan untuk mengevakuasi kapal K.M Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Toba, Sumatera Utara.

Deputi bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan rekayasa (TIRBR) BPPT Wahyu Widodo Pandoe menjelaskan evakuasi kapal tersebut dimungkinkan, tetapi sangat tergantung pada sarana dan prasarana yang memadai mengingat kondisi kedalaman perairan, diperkirakan mencapai 450 meter.

"Kedalaman 450 meter teknologinya bisa tapi harus ada crane seperti katrol tapi di air," terang Wahyu ketika dihubungi, Minggu (24/6).

Ia menjelaskan dengan kedalaman tersebut, panjang kabel dari crane yang dibutuhkan untuk mengangkat kapal bisa mencapai dua kali lipat. Selain itu, hingga saat ini BPPT belum mendapatkan data lengkap seperti bobot kapal serta data pendukung lain untuk mengkaji secara teknis opsi-opsi yang dapat dilakukan untuk mengevakuasi kapal.

"Besok akan saya diskusikan dengan teman-teman di BPPT," tuturnya.

Ia mengatakan saat musibah tenggelamnya pesawat Air Asia beberapa tahun lalu, tutur Wahyu, evakuasi bangkai pesawat dari dasar laut dapat dilakukan yakni menggunakan kapal tugboat atau kapal tunda yang besar.

"Danau Toba kita belum mengetahui sejauh mana sarana dan prasarana pendukung untuk mengangkat bangkai kapal dari dasar danau," ucapnya.

Wahyu mengatakan perlu kehati-hatian dalam mengevakuasi kapal dari perairan dana. Selain membutuhkan crane yang bisa digunakan di air, kabel untuk mengangkat juga harus panjang dan punya kekuatan besar. Selain itu dibutuhkan juga remotely operated vehicle (ROV).

"ROV harus bisa menggambarkan posisi tepat kapalnya," tutur Wahyu.

Untuk segi biaya, tutur Wahyu, BPPT masih belum dapat memperkirakan, tetapi ia yakin evakuasi akan menelan biaya besar.

"Semua kegiatan besar, itu mahal. Masalah keselamatan untuk pelayaran pasti mahal, tapi lebih mahal kalau sudah terjadi musibah. Seharusnya masalah keamanan dan keselamatannya ditingkatkan terlebih dahulu kapal-kapal itu," pungkasnya.

Sebelumnya, diberitakan bahwa sekitar pukul 11:12 WIB, hari ini, tim survey Basarnas dan Mahakarya Geo Survey - IAITB yang dipimpin langsung oleh Kepala Basarnas serta disaksikan oleh Menteri Sosial Bapak Idrus Marham, telah menemukan dan mengidentifikasi posisi kapal Sinar Bangun di koordinat 2 deg 47’ 3.835 N 98 deg 46’ 10.767 E dan kedalaman 450 meter.

Tim tersebut mengusulkan untuk memobilisasi ROV ECA H1000 semi work class untuk membantu proces pengangkatan kapal yang diperkirakan banyak korban masih terperangkap di dalam badan kapal. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya