Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Benahi Manajemen Seluruh Pelabuhan

Astri Novaria
22/6/2018 07:20
Benahi Manajemen Seluruh Pelabuhan
Tim SAR gabungan melakukan proses pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara(ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)

TRAGEDI tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Sumut, merupakan pelajaran teramat pahit. Agar tragedi semacam itu tidak terulang, pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan, diminta membenahi manajemen keselamatan pada seluruh pelabuhan.

Ketua DPR Bambang Soesatyo menegaskan hal itu, kemarin, saat menanggapi musibah yang menimpa kapal Sinar Bangun. Menurut Bambang, demi keselamatan, disiplin harus ditegakkan tanpa kompromi. Ketentuan atau teknis persyaratan kapal angkutan penumpang pun harus dipenuhi.

Dari tragedi KM Sinar Bangun, tambah Bambang, dapat dilihat bahwa manajemen Pelabuhan Simanindo kecolongan. Pertama, hari itu, dua kali Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika merilis peringatan dini cuaca ekstrem di Sumut sebelum KM Sinar Bangun berangkat. Peringatan keluar pada pukul 11.00 WIB dan pukul 14.00. Artinya, KM Sinar Bangun seharusnya tidak diizinkan berlayar.

Kedua, ada dugaan kapal kelebihan muatan. Meski berkapasitas angkut 43 orang, saat tragedi, kapal diduga membawa ratusan orang ditambah puluhan kendaraan. Fakta itu, menurut Bambang, menunjukkan manajemen pengawasan Pelabuhan Simanindo tidak berfungsi. "Kelalaian manajemen seperti ini cenderung terjadi di banyak pelabuhan. Agar tragedi tidak berulang, Kementerian Perhubungan perlu membenahi manajemen semua pelabuhan."

Kemenhub, masih kata Bambang, juga perlu mendisiplinkan pengusaha moda transportasi, baik swasta maupun BUMN, untuk memperhatikan aturan keselamatan perjalanan dan prosedur operasi standar.

Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan ia akan mengevaluasi sistem pengawasan pelayaran. "Kita akan lihat hierarki dari pusat, provinsi, daerah, apakah tetap begitu. Apakah kita akan membuat tim dari pusat untuk pengawasan," kata Budi seusai membesuk korban di RSUD Tuan Rondahaim, Simalungun, kemarin.

Pencarian

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan TNI akan mengirimkan peralatan khusus yang dapat menentukan lokasi KM Sinar Bangun yang hingga kemarin belum ditemukan setelah tenggelam di Danau Toba.

Seusai rakor penanggulangan di Pelabuhan Tigaras, Simalungun, tim gabungan yang dikoordinasikan Basarnas sudah melakukan pencarian maksimal. Namun, untuk menentukan lokasi kapal di bawah permukaan air, Basarnas memerlukan peralatan khusus. Karena itu, TNI akan mengirimkan peralatan yang merupakan milik TNI-AL.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan Polri melalui Polda Sumut masih menyelidiki tenggelamnya KM Sinar Bangun. "Jika terbukti ada kelalaian, nakhoda kapal nahas itu bakal ditetapkan sebagai tersangka."

Seperti diberitakan, tim gabungan mencatat jumlah penumpang sementara KM Sinar Bangun sebanyak 206 orang. Menurut perkiraan tim, jumlah penumpang yang belum ditemukan 184 orang. Penumpang yang ditemukan 22 orang, terdiri dari 19 penumpang selamat dan 4 meninggal. (Ind/Gol/Ant/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya