SETELAH tentara di Demak, tadi pagi giliran prajurit Kodim 0712/Tegal, Jawa Tengah, berhasil menyita pupuk oplosan. Jumlahnya cukup fantastis, mencapai 178 ton.
Penggerebekan dilakukan di sebuah gudang yang berada di jalur pantura, di Jalan Raya Dampyak, Kecamatan Kramat. Operasi petugas dilakukan sekitar pukul 02.00 WIB itu mendapati adanya 70 ton pupuk oplosan, 8 ton pupuk yang siap dikirim, dan 100 ton pupuk subsidi yang akan dioplos.
Di lokasi, aparat juga menemukan sebuah truk yang bersiap mengangkut pupuk, mesin pencampur atau molen, 3 mesin jahit karung, dan sejumlah jeriken berisi cairan hidrogen peroksida alias H2O2, yang akan digunakan mengoplos pupuk.
''Kami masih terus mengembangkan penangkapan ini. Untuk proses hukum, sopir, pekerja pabrik pengoplos, pemilik usaha, dan barang bukti akan kami limpahkan ke Kepolisian,'' papar Komandan Kodim Tegal Letkol Inf Jefson Marisano.
Perwira Intelejen Kodim Tegal, Kapten Inf Taryoto mengungkapkan penggerebekan gudang pengoplosan itu dilakukan setelah anggota Kodim menangkap sebuah truk yang tengah mengangkut 8 ton pupuk oplosan yang akan dikirim ke Jawa Barat. Dari penuturan sang sopir, keberadaan gudang pun diketahui.
Sebelumnya, Kodim Demak juga menyita 120 ton pupuk oplosan. Pengoplosan pupuk dilakukan untuk mendapatkan keuntungan. Pelakunya membeli pupuk bersubsidi jatah petani di kios-kios tertentu dengan harga Rp1.800 per kilogram. Pupuk itu kemudian dicampur H2O2, sehingga berubah warna dari merah menjadi putih, seperti halnya pupuk tidak bersubsidi.
Dengan warna baru dan kemasan baru sebagai pupuk non subsidi, oplosan ini dijual dengan harga Rp4.000 per kilogram. Daerah pasaran pupuk ini adalah wilayah perkebunan di Jawa Barat. (N-3)