Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Gula Rafinasi Merembes hingga ke Rumah Tangga

Ardi Teresti
22/5/2018 17:55
Gula Rafinasi Merembes hingga ke Rumah Tangga
( MI/SUSANTO)

PASAR gula di Indonesia saat ini mengalami dualisme pasar dengan ditetapkan  pasar gula kristal rafinasi dan pasar gula kristal putih. Pasokan gula  rafinasi bahan bakunya diimpor dari luar sementara gula putih sebagian  diproduksi dari dalam negeri.

Ketua Tim Peneliti Gula dari Fakultas Pertanian UGM Prof Dr Masyhuri  menyayangkan terjadinya penyimpangan distribusi gula rafinasi hingga bisa  sampai dijual ke pasar rumah tangga. "Kita menyayangkan adanya kebocoran  semacam ini, kita mendesak pemerintah untuk mengawasi lebih ketat," kata  Masyhuri kepada wartawan, Selasa (22/5), dalam pers rilis dari Humas UGM.

Gula rafinasi yang seyogyanya digunakan untuk bahan baku industri makanan  dan minuman. Namun kenyataannya banyak dijual di pasar rumah tangga.  Diperkirakan sekitar 1 juta ton dari gula rafinasi yang beredar di pasar  rumah tangga.

Seperti diketahui gula rafinasi digunakan untuk industri makanan dan  minuman dalam negeri dimana bahan bakunya impor dengan harga lebih murah jika dibanding dengan gula kristal putih. 

Harga rata-rata gula rafinasi berkisar  Rp 8.879 per kg, sedangkan harga gula putih mencapai Rp 11.500 - Rp 12.500  per kg. "Perbedaan harga ini menyebabkan rawan kebocoran," katanya.

Dengan adanya kebocoran atau rembesan gula rafinasi ini menandakan bahwa pemasaran gula melalui kerja sama antarbadan usaha atau business to  business (B to B) sangat rawan penyimpangan. "Apabila pemasaran tidak  diawasi dengan ketat maka yang akan dirugikan adalah produksi gula dalam  negeri yang tidak lain hasil produksi tebu milik rakyat," papar dia.

Agar tdak terjadi perembesan gula rafinasi ke pasar rumah tangga, yang  harus dilakukan adalah pengawasan yang lebih baik dari sebelumnya saat masih diberlakukannya pemasaran lewat pasar e-lelang. Selain itu, ia juga  mengharapkan pemerintah perlu memikirkan akses usaha kecil dan menengah  dalam melaksankan kontrak B to B dengan industri gula rafinasi.

Seperti diketahui kebutuhan akan gula konsumsi (gula putih) dan rafinasi  mencapai 6,8 juta ton per tahuan sementara produksi gula hanya mencapai 2,1  juta ton per tahun. Dari kebutuhan 6,8 juta ton tersebut, diperkirakan 3  juta ton untuk gula konsumsi dan sisanya gula rafinasi. Kebutuhan akan gula  rafinasi untuk memenuhi industri makanan dan minuman yang dipasok oleh 11  pabrik gula rafinasi. (A-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Agus Triwibowo
Berita Lainnya