Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Surya Paloh Beri Kuliah Umum di Unsyiah

Putra Ananda
11/5/2018 23:20
Surya Paloh Beri Kuliah Umum di Unsyiah
(MI/PIUS ERLANGGA)

DI sela-sela kunjungan safari politiknya ke Provinsi Aceh, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh secara khusus berkunjung ke Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) untuk memberikan kuliah umum tentang kebangsaan kepada para mahasiswa Unsyiah.

Dalam paparannya, Surya menuturkan sudah sepatutnya bangsa Indonesia merasa bangga dapat hidup dengan damai di Tanah Air. Indonesia menjadi negara adidaya dikatakan oleh Surya bukan sebuah mimpi di siang bolong.

"Ini obsesi besar diri saya, bahwa bukan mimpi yang konyol memungkinkan kita jadi bangsa adidaya. Saat ini kita hidup di negara yang memiliki selutih persayaratan yang dibutuhkan untuk jadi bangsa hebat, negeri perkasa," tuturnya Surya, Jumat (11/5).

Lebih rinci Surya menjelaskan bahwa Tanah Air ini merupakan sebuah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan bagi bangsa Indonesia. 17 ribu pulau dengan 3/4 luas lautannya menjadi sebuah keintungan tersendiri bagi anak bangsa yang mampu memaksimalkan sumber daya alam tersebut.

"Tanahnya bukan kayak Timur Tengah pasir semua, tumbuhan sulit hidup. Di kita sua bisa tumbuh mulai dari singkong, sawit, belum lagi kekayaan mineral bautsit, uranium apa saja ada. Demikian laut kita, gas bumi bbm, semuanya," jelasnya.

Namun, kendati demikian Surya juga tidak menutup mata bahwa bangsa ini sejatinya belum sepenuhnya dapat berdiri secara tegak. Masih banyak hal-hal yang membuat dirinya gelisah menyikapi keadaan Indonesia saat ini, khsusnya masalah intolernasi

"Saya masih gelisah jiwa saya belum tenang, masih bergolak dengan rasa protes gelisah, terhadap situasi kebangsaan. Saya sepakat darurat intoleransi, negara yang penuh spirit toleransi kini semangat itu mulai mengecil," ujarnya.

Untuk meningkatkan toleransi dikatakan oleh Surya bangsa ini membutuhkan sebuah keteladanan. Keteladanan tersebut bisa datang dari manapun, baik itu pemimpin formal maupun informal.

"Empati sosial kita rendah sehingga negara ini masih kalah dengan negara lain," paparnya.

Lebih lanjut Surya menekankan bahwa sejatinya Indonesia perlu mendapatkan tawaran baru gerakan perubahan untuk mengubah mindset empati sosial masyarakat. Bangsa inj harus berhenti melakukan kebiasaan jelek yang lebih sering menyalahkan orang lain dibandingkan melihat kesalahan pada diri sendiri.

"Kita tertatih-tatih karena sandiwara. Potret sosial saat ini bukan potret sosial yang sehat. Portret sosial yang sakit," ungkapnya. (OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik