Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
KEPINGAN surga di tanah Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki topografi terunik di dunia. Topografi tersebut menyokong keanekaragaman hayati, termasuk kehidupan satwa liar yang tergolong langka.
Kepala kantor Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Budhy Kurnia mengatakan umumnya orang-orang mengunjungi wilayah Labuan Bajo untuk melihat komodo di habitat aslinya serta keindahan alam laut.
Tetapi, tidak banyak yang mengetahui bahwa satwa langka yang bisa ditemui di sana tidak hanya Komodo. Budhy mengungkapkan Taman Nasional Komodo (TNK) juga menyimpan berbagai keunikan satwa liar lainnya seperti burung kakatua dan tikus besar asal Flores, Papagomys armandvillei.
Tikus itu merupakan satwa endemik Flores dan dilaporkan telah punah. Namun belakangan satwa ini ditemukan kembali di habitat aslinya. Mereka turut menghuni di Pulau Rinca bersama kakatua dan komodo.
"Tikus yang merupakan famili muridae ini dikategorikan hampir punah oleh Internasional Union For Concervation Nature (IUCN) sejak 2008. Hewan itu ada di Pulau Rinca," tutur Budhy, di BTNK, NTT, Senin (7/5).
Pria asal Jawa Barat itu menuturkan Taman Nasional Komodo memiliki 2 (dua) spesies ikon utama sekaligus spesies prioritas konservasi, yaitu biawak komodo (Varanus komodoensis) dan burung kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea occidentalis) yang termasuk dalam spesies terancam punah.
Lebih lanjut Budhy menjelaskan biawak komodo di kawasan Taman Nasional Komodo menghuni tiga pulau besar, yakni Komodo, Rinca dan Padar, serta dua pulau kecil yakni Gili Motang dan Nusa Kode.
Keberadaan stwa komodo di Padar merupakan laporan terbaru pada 2013. Sejak itu, populasi komodo mengalami fluktuasi, baik di situs pengamatan maupun secara keseluruhan di pulau-pulau besar.
"Harapannya agar (populasi satwa langka)tetap terjaga, semua pengunjung tidak terkecuali mematuhi aturan dalam kawasan TN Komodo," imbuh Budhy.
Pemantaian populasi komodo pada 2017 dilakukan dengan menggunakan metode kamera trap yang dikombinasikan dengan pengamatan langsung. Berdasarkan hasil pemantauan, saat ini diperkirakan terdapat 2.884 indvidu komodo di Taman Nasional Komodo.
Data populasi komodo di pulau kecil Gili Motang dan Nusa Kode menunjukkan kondisi yang semakin membaik. Populasi di kedua pulau kecil tersebut sangat rentan akan kepunahan terutama karena faktor keterbatasan habitat dan terisolasi.
Jika dibandingkan dengan pada 2015 dan 2016, terlihat adanyafluktuasi populasi komodo, namun fluktuasi tersebut dinilai masih alamiah.
Sampai saat ini, populasi komodo berada dalam rentang yang stabil. Jumlah yang stabil berada di kisaran 2.000-3.000 ekor komodo di seluruh
kawasan Taman Nasional Komodo. Kisaran jumlah individu tersebut berasal dari hasil studi dengan metode CMR sejak 2003-2006 dan 2009-2013 pada 10 lokasi pemantauan di seluruh kawasan Taman Nasional Komodo.
Perkembangan populasi komodo tergantung pada ketersediaan mangsa utamanya, yakni rusa, kerbau liar, babi hutan, serta mamalia kecil. (A-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved