Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
KEBUTUHAN komposit untuk keperluan furnitur ataupun interior rumah menengah hingga mewah terus meningkat. Ternyata, bahan baku komposit yang ramah lingkungan bisa dibuat dari kotoran gajah.
Itulah yang dilakukan Ragil Widyorini, dosen sekaligus peneliti di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM)Yogyakarta. Ia menciptakan kotoran gajah menjadi papan komposit. Ide itu berawal dari curhatan alumnus UGM Agus Sudibyo Jati yang bekerja di Taman Safari Pasuruan, Jawa Timur.
"Curhatan rekan alumni ini sulitnya mengelola kotoran gajah yang jumlahnya cukup banyak. Selama ini kotoran gajah hanya untuk pupuk. Saya tergerak meneliti kotoran gajah, ternyata banyak mengandung serat. Selain baik untuk kertas, dapat pula dijadikan komposit," ungkap Ragil saat ditemui di Laboratorium Rekayasa Biomaterial Fakultas Kehutanan UGM, Rabu (28/3).
Dari situlah Ragil mulai memanfaatkan kotoran gajah mejadi bahan baku papan komposit. Menurutnya, gajah yang dipelihara di Taman Safari Pasuruan diberi makanan utama berupa rumput gajah yang banyak mengandung selulosa.
"Gajah hanya bisa mencerna sekitar 30%-45%, dan sekitar 55%-70% makanan berserat tidak tercerna," jelasnya.
Oleh sebab itu, kotoran gajah potensial digunakan untuk pembuatan papan komposit. Terlebih lagi dalam sejumlah penelitian terdahulu, rumput gajah banyak dicoba dalam penelitian pembuatan papan komposit.
Sebelum diolah menjadi papan komposit, kotoran gajah harus dibersihkan dengan air mengalir. Kotoran tersebut kemudian dijemur sampai kering untuk menghindari tumbuhnya jamur.
Kotoran gajah kemudian dicampur dengan perekat dan dimasukkan ke oven bersuhu 80 derajat celsius selama beberapa jam untuk mengurangi kadar air. Setelah dioven, kotoran itu dicetak dan dikempa panas dengan suhu 180-200 derajat celsius selama 10 menit.
Komposit pabrikan menggunakan lem atau bahan perekat berharga mahal. Ragil bersama Universitas Tokyo berhasil menciptakan perekat dengan kekuatan lebih baik, termasuk menghadapi beban tarik maupun beban tekan. Perekat tersebut berbasis asam sitrat.
"Saat ini kami membuat papan komposit serat kotoran gajah dalam bentuk display berukuran 25x25 cm, dengan ketebalan 1 cm," terangnya.
Untuk membuat papan komposit dengan ukuran tersebut, Ragil membutuhkan 500 gram bahan, terdiri atas 400 gram kotoran gajah dan 100 gram perekat dari berat kering partikel. Ragil berencana membuat papan komposit ukuran 1x1 meter dengan tebal 1 cm dan kerapatan 0,8 g/cm3. Kotoran gajah yang diperlukan sebanyak 7 kilogram.
Dalam sehari gajah bisa menghasilkan kotoran sekitar 100 kilogram. Kotoran yang dihasilkan satu gajah bisa menghasilkan sekitar 6-7 papan komposit berukuran 1 x 1 meter setiap harinya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved