Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Dana Promosi Tidak Ada, Bali Makin Terseok

Arnoldus Dhae
12/3/2018 22:51
Dana Promosi Tidak Ada, Bali Makin Terseok
(ANTARA)

KETERGANTUNGAN perekonomian Bali dari sektor pariwisata tak bisa dibantah. Erupsi Gunung Agung tanpa ampun memorak porandakan sektor ini.

Di Kota Denpasar misalnya, hingga saat ini tingkat hunian hotel masih pada angka 10%-15%. Kondisi ini terbilang menyedihkan dan dipastikan kelangsungan hidup pariwisata di Denpasar masih terseok-seok dengan tingkap pemulihannya sangat lambat. Ditambah lagi kurangnya campur tangan pemerintah.

Hal itu diungkapkan Anggota Komisi II DPRD Bali AA Ngurah Adhi Ardana. Menurutnya, perlu waktu panjang untuk memulihkan pariwisata Bali. Hal ini cukup beralasan, mengingat tak ada dana promosi pariwisata yang disiapkan Pemerintah Provinsi Bali.

"Apapun yang dirancang dalam program dalam promosi guna memajukan pariwisata Bali, tidak pernah mendapat dukungan dari pemerintah. Bahkan promosi pun tidak pernah dilakukan sejak kepemimpinan Gubernur Bali Made Mangku Pastika," ujar Adhi Ardana di Denpasar, Senin (12/3).

Selama ini, lanjutnya, usulan dana promosi pariwisata selalu dicoret. Pariwisata Bali saat ini hanya dipromosikan oleh mereka yang memliki hotel. Sehingga yang dipromosikan hanya kepentingan hotelnya saja dan tidak mempromosikan Bali secara detail dan keseluruhan.

"Ada pemilik hotel di kawasan Sanur hanya mempromosikan hotel miliknya dan itu artinya hanya untuk kepentingan dirinya sendiri. Tetapi untuk kepentingan pariwisata di Denpasar secara keseluruhan sangat mustahil," tandasnya.

Seharusnya saat ini promosi harus lebih digencarkan pascaerupsi Gunung Agung. Dari pandangannya, pemulihan pariwisata selalu dilakukan masing-masing kabupaten/kota di Bali.

"Badung milsanya. Mereka memiliki duit banyak karena PAD sangat besar. Sehingga dengan mudah bisa melakukan promosi, dan daerahnya memang daerah tujuan wisata dunia di Bali," jelasnya.

Senada dengan Adhi Ardhana, Anggota Komisi I DPRD Bali Nyoman Adnyana juga tak habis pikir kenapa gubernur tak mengalokasikan dana promosi pariwisata. Sejak pembahasan beberapa tahun lalu, dana promosi selalu dicoret. Bahkan, tak pernah ada anggaran.

"Mungkin karena Bali ini dianggap sudah terkenal di dunia, apalagi Bali sebagai pintu masuknya wisatawan di Indonesia. Sehingga dipandang tidak perlu promosi," tandasnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno
Berita Lainnya