Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Jemaah Abu Tours Merintih Minta Diberangkatkan

Dwi Apriyani
09/2/2018 15:45
Jemaah Abu Tours Merintih Minta Diberangkatkan
(MI/Dwi Apriani)

SECARA bergantian jemaah yang sudah mendaftarkan diri umrah di Biro Perjalanan Abu Tours mendatangi kantornya di Jalan Inspektur Marzuki Pakjo, Ilir Barat I, Palembang. Kedatangan jemaah untuk mempertanyakan nasib keberangkatan ke Tanah Suci itu pun datang secara bergantian di Kantor Abu Tours sejak Jumat (9/2) pagi.

Tak hanya bertanya, bahkan sejumlah jemaah mempertanyakan keberangkatannya kepada polisi yang menjaga dan kepada pihak Kemenag Sumsel yang sudah standby berada di halaman kantor tersebut dengan nada tinggi.

Tidak sedikit pun diantaranya yang menangis meluapkan kekecewaannya. Seperti Ayu Maya, 56, yang menangis karena ia dan putrinya yang sudah dijanjikan berangkat pada Februari ini namun belum mendapat kejelasan. Tangisan itu pun keluar karena ia rela menjual tanahnya demi berangkat umrah.

"Kami jual tanah, karena saat tahu ada promo umrah. Kami membayar uang keberangkatan masing-masing Rp16 juta ke Abu Tour," ungkapnya.

Diakui Ayu, ia dan putrinya telah mendaftar sejak Maret 2017 lalu. Hanya satu keinginannya agar Abu Tours tetap memberangkatkan ia dan putrinya umrah ke tanah suci. Atau jika tidak, mengembalikan paspor dan identitas lainnya serta dana pendaftaran.

"Kami harapkan tetap berangkat. Kalau tidak, kembalikan uangnya dan data-data kami biar kami mendaftar ditempat lain. Kami hanya berniat ingin ibadah, karena suami saya sudah tidak ada lagi," ungkap Ayu.

Hal senada diungkapkan Onalisa, 50, dan suaminya, Fuad. Keduanya berencana umrah setelah berhasil menjual rumah pada April 2017 lalu.

"Kami dijanjikan berangkat bulan Maret ini. Tapi kaget saat membaca berita di koran-koran. Sebab kami sudah bayar Rp15 juta masing-masing untuk berangkat. Kecewa dan pilu kami mendengar kenyataan jika benar umrah ini fiktif," terang Onalisa.

Eka Alya, 35, pun berencana berangkat umrah dengan kakak kandung dan iparnya. Pihak Abu Tours menjanjikan berangkar pada Januari lalu namun ditunda pada Februari.

"Kami sudah membayar Rp22 juta per orang. Bukan paket hemat tapi reguler. Kami inginkan Abu Tour tetap memberangkatkan kami," ungkapnya.

Tidak hanya itu, Yati, 47, pun mengaku sudah membayar Rp17 juta untuk keberangkatan umrah yang dijanjikan pada Februari tersebut. Namun apabila memang harus menambah biaya demi menutupi 5% pajak yang dibebankan, ia pun menyanggupinya.

"Saya bayar sudah Rp17 juta. Saya memilih Abu Tours karena keluarga saya pun sudah berangkat beberapa waktu lalu dengan biro perjalanan yang sama. Uang saya untuk berangkat umrah ini sudah cukup lama dikumpulkan, dari jerih payah saya berdagang," jelasnya.

Sementara itu, Kakanwil Kemenag Sumsel HM Alfajri Zabidi ditemui di Kantor Abu Tours mengatakan, pihaknya datang ke kantor Abu Tours demi membuktikan kepada jemaah dan masyarakat Sumsel bahwa negara hadir memfasilitasi persoalan terkait umrah dan haji. Seperti kasus Abu Tour ini, yang sudah pernah dipanggil ke Kantor Kemenag demi memastikan keberangkatan jemaah namun mengingkari janjinya.

"Kami sudah memanggil pengurus Abu Tour. Janji mereka tanggal 8 ini rilis jadwal keberangkatan jemaah. Namun tidak ada kabarnya bahkan kami sudah mencoba menghubungi pengurus dan pengelola Abu Tour namun tak ada yang bisa dihubungi," jelasnya.

Ia menjelaskan, jajaran Kemenag tengah membuat posko pengaduan di 17 kabupaten/kota yakni berlokasi di masing-masing Kantor Kemenag di daerah.

"Sekarang kami mengimbau agar jemaah tidak anarkis dan tetap bersabar. Semua pihak, baik Kemenag, kepolisian dan sebagainya akan mendampingi jemaah," ungkapnya.

Ia meminta agar bagi jemaah yang merasa rugi untuk menyalurkan ketidakpuasannya kepada pihak penegak hukum. Terkait dengan izin operasional, Abu Tour cabang Palembang tidak memiliki izinnya melainkan hanya Abu Tour pusat yang memiliki izin Kemendag PPIU D/199/2014.

"Abu Tour tidak berkomitmen memberikan layanan kepada masyarakat. Maka saya sarankan kepada jemaah Sumsel tanyakan kepada Kemenag dulu, terkait biro mana yang bisa dipercaya," terang dia.

Diketahui, di Sumsel tercatat ada 7.532 jemaah yang akan diberangkatkan, namun untuk Februari ini sesuai reschedule jadwal keberangkatan ada 1.660 jemaah. Estimasi dana yang sudah dikumpulkan pun sekitar Rp165 miliar.

"Kita akan cari solusi. Abu Tour harus bertanggung jawab. Seperti First Travel tetap dicabut izin nya tapi bertanggungjawab terhadap jemaah," tandasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya