Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
SEBAGAI tindak lanjut Kongres Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Pusat Inkubasi Bisnis Syariah (Pinbas), MUI dan Kantor Staf Presiden menggandeng PT Perhutani dan Garuda Food meluncurkan program baru yakni Agribisnis Kacang Nasional (Agrikanas) di Bojonegoro, Jawa Timur.
Realisasi tahap pertama kemitraan ini dibuktikan dengan pelaksanaan kegiatan tanam raya perdana kacang tanah di Desa Dander, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang disaksikan langsung oleh Kepala Staf Presiden Teten Masduki, Ketua Umum MUI KH Maruf Amin, dan Chairman Garuda Food Group Sudhamek AWS, pada 31 Oktober 2017 lalu.
Program ini menitikberatkan pada pemberdayaan ekonomi umat yang melibatkan banyak unsur, antara lain Perhutani, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), kelompok tani, PT Perkebunan Nusantara, organisasi kemasyarakatan (ormas), pondok-pondok pesantren, petani penggarap, dan pihak swasta.
Setelah beberapa bulan, akhirnya kegiatan Tanam Raya Perdana Kacang Tanah itu telah berubah menjadi Panen Raya Perdana Kacang Tanah. Hasil panen dari total luas 6.5 hektare sebagai pilot project awal ini menghasilkan sekitar 3 ton per ha kacang tanah yang sepenuhnya akan digunakan untuk bibit kacang tanah yang kemudian akan ditanam di lahan seluas 2.200 ha dengan hasil kotor sekitar Rp18 juta per ha per panen. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Senin (5/2).
Beberapa tokoh menghadiri Kegiatan Panen Raya Perdana Kacang Tanah itu antara lain Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Azrul Tanjung, Komisaris Garuda Food Group Hartono Atmadja, Bupati Bojonegoro Suyoto dan Kadivre PT Perhutani Jatim Sangudi Muhammad.
Dalam kesempatan itu, Menkop-UKM menyambut positif Program Agrikanas ini. Dengan adanya kemitraan ini, kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah dapat terlibat langsung dalam rantai nilai usaha milik kelompok usaha besar yakni perusahaan seperti Garuda Food Group.
Pemerintah mendukung program Kemitraan Ekonomi Umat ini karena turut membantu mengembangkan para petani dan santri sebagai pelaku UMKM yang akan menjadi sumber ekonomi baru di Indonesia.
"Mereka memiliki ketahanan ekonomi atau resiliensi yang tinggi, sehingga dapat menjadi penopang bagi stabilitas sistem keuangan dan perekonomian Indonesia. Pengembangan ekonomi umat harus digerakkan oleh seluruh pihak terkait," kata Puspayoga.
Sementara, Komisaris GarudaFood Group mengatakan, kemitraan ini memberikan manfaat tidak hanya untuk perusahaannya, tetapi juga para petani serta Santri.
"Mereka mendapatkan ilmu dari pelatihan budidaya kacang tanah dan benih berkualitas yang kami berikan. Dan GarudaFood juga mendapatkan jaminan ketersediaan bahan baku kacang tanah," ungkap Hartono.
Agrikanas diinisiasi sebagai upaya mengarahkan kebijakan, pendampingan, maupun monitoring dan evaluasi program agribisnis kacang nasional.
Secara kolektif, strategi pelaksanaannya diatur oleh koordinator kolektif terdiri atas MUI, pemerintah (KSP dan Perhutani), pelaku usaha yang berkompeten (GarudaFood). Upaya implementasi kemitraannya dengan sistem konsep intiplasma, meliputi pendampingan, penyiapan benih unggul, dan penyaluran offtaker. (RO/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved