Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

NU Peduli Kemanusiaan di Asmat

04/2/2018 21:19
NU Peduli Kemanusiaan di Asmat
()

KORBAN wabah campak dan gizi buruk yang melanda Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, kian bertambah. Menurut laporan medis Kabupaten Asmat, tercatat 79 anak dikabarkan meninggal dunia sampai 29 Januari 2018.

Musibah ini menimpa 23 distrik (kecamatan) yang mencakup 224 kampung (desa). Jumlah penderita campak juga kian meningkat sampai angka 646 jiwa, sedangkan penderita gizi buruk mencapai 144 jiwa.

Menanggapi musibah itu, tim NU peduli kemanusiaan bergegas turun lapangan di distrik Agast, Kabupaten Asmat. Agast merupakan salah satu distrik yang mengalami gizi buruk dan campak paling memprihatinkan.

Di lokasi Agast, tim peduli kemanusiaan disambut hangat oleh PCNU Kabupaten Asmat dan juga sesepuh Kampung Syuru.

"Kami bersama sesepuh adat penduduk lokal menyambut baik kehadiran tim NU peduli kemanusiaan. Ini merupakan bentuk kepeduliaan NU terhadap kejadian luar biasa (KLB) yang menimpa daerah kami," terang KH Nur Kholis, Ketua PCNU Asmat, berdasarkan keterangan yang diterima, Minggu (4/2).

Untuk mematangkan program yang akan dilaksanakan, tim NU melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat dan juga para tetua adat. Adanya pengurus NU yang juga merupakan sesepuh adat membuat tim menjadi lebih mudah untuk berkomunikasi dengan warga.

Leo Rahmatulloh Piripas, Ketua Badan Musyawarah Kampung di Syuru, menuturkan bahwa masyarakat Asmat masih banyak yang tidak mengerti Bahasa Indonesia sehingga komunikasi menjadi kendala.

Sosok Leo pun sangat membantu proses pematangan program dalam memfasilitasi tim NU peduli kemanusiaan untuk datang ke Jew (rumah adat).

"Di Jew para sesepuh adat melaksanakan rapat dan hasilnya mengizinkan kepada tim untuk menjalankan program," kata M Wahib, Ketua Tim NU peduli kemanusiaan.

Adapun program yang akan dilaksanakan fokus pada penambahan nutrisi anak-anak. Moh Agus Fuat, relawan NU Care-LAZISNU, menambahkan bahwa lingkungan rumah warga masih kurang sehat. Anak-anak kerap kali minum air yang belum masak karena akses air bersih memang sulit. Masyarakat hanya mengandalkan air tadah hujan.

Selanjutnya, tim NU peduli kemanusiaan dan tim NU lokal akan membuat CEM (rumah) Gisi bagi anak-anak Kampung Syuru. Rumah gizi ini akan dikoordinasikan dengan tetua adat di kampung Syuru. Fungsi CEM Gizi ini sebagai pusat penambahan nutrisi anak-anak. Dari penambahan nutrisi itu diharapkan gizi anak-anak Kampung Syuru tercukupi. (OL-2)
--



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya