Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Nostalgia Ngopi Kampung di Baracik

(FD/M-4)
31/1/2018 06:31
Nostalgia Ngopi Kampung di Baracik
(MI/FERDIAN ANANDA M)

WARNA cokelat mendominasi warung kopi ini. Tidak ada mesin kopi canggih, yang ada manual brewing. Warung kopi bernama Baracik Coffee ini milik Kopi Tanah Air Kita. Kopi Tanah Air Kita memiliki dua brand untuk gerai-gerai kopinya. Selain Baracik Coffee, brand lainnya ialah Sekopi. Pemilik Baracik, Rudi Ersan, mengatakan Baracik mengolah dan menyajikan kopi sesuai dengan teknik tiap-tiap daerah di Indonesia. “Konsep dan gagasan Baracik bertujuan mempopulerkan kearifan lokal dalam mengolah dan menyajikan kopi bisa menjadi identitas barista Indonesia sekaligus membuat kopi Indonesia naik kelas dan mampu bersaing,” katanya.

Ia menegaskan, tak perlu menghabiskan modal besar. Cukup dengan standar yang baik, komunitas ini mendorong para penikmat dan pelaku usaha kopi membuka gerai-gerai kecil kopi nusantara. Mayoritas kopi yang disajikan Baracik ialah arabika dan beberapa varian Robusta. Pengunjung dapat melihat sampel-sampel biji kopi dalam botol-botol yang telah diberi nama berdasarkan asal kopinya. Bagi Anda yang masih awam soal kopi, jangan sungkan bertanya pada barista. Ada berbagai metode penyiapan kopi, seperti manual brewing yang menghasilkan kopi tubruk, kopi tungkup, kopi siram, kopi press, kopi press angin, dan kopi tetes. Dengan senang hati, barista akan menjelaskan masing-masing metode penyajian dengan kelebihan dan kekurangannya sebelum memutuskan varian kopi yang akan dipesan.

Dalam upayanya memperkenalkan kopi Indonesia, Rudi melakukan beberapa hal. Seperti mengubah nama barista menjadi baracik, membuat mesin ekspresso kopi kapsul. Kopi kapsul, jelas Rudi, berbeda dengan kopi saset. “Saset itu negara ekonomi ketiga, harga kopinya Rp1.000. Itu bukan kopi, tetapi pakai jagung. Di luar itu hanya kopi kapsul yang dilihat. Kolombia juga menjual kopi kapsul padahal mereka nomor 3 di dunia,” lanjutnya. Ia sangat optimistis, jika produk kopi kapsul dilakukan Indonesia. Maka peluang untuk bersaing di dunia terbuka lebar dan menyelamatkan para petani. “Jadi bagaimana petani bisa survive melawan raksasa yang punya kebun luas. Mereka yang lahan 1 hektare itu hanya dapat hasil 600 kg pe rtahun. Ini yang mau kita selamatkan, dengan membuat premium bean dan dikapsulkan,” terangnya.

Tentunya harga kapsul akan lebih mahal. Artinya petani akan lebih sejahtera. Saya juga tidak pusing mengurus kebun yang besar. Jika 1 hektar 600 kg tadi dijual ke Baracik 10? atau 100 kg saja. Kami bisa beli dengan harga mahal. Jika 100 kg bisa jadi 150 ribu kapsul,” pungkasnya. (FD/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya