Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
KALIMANTAN Selatan terus berupaya mempertahankan status daerah lumbung pangan nasional dengan meningkatkan produksi pangan beras, jagung, dan palawija. Pemprov Kalsel memproyeksikan diri menjadi sentra pangan nasional.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel, Fathurrahman, di sela-sela persiapan kegiatan pertemuan dengan Kementerian Pertanian di Jakarta, Senin (15/1), mengatakan, produksi tanaman pangan dan hortikultura Kalsel, dalam dua tahun terakhir 2015-2017 meningkat tajam.
"Terjadi peningkatan produksi padi sebesar 275.010 ton gabah kering giling (GKG) atau naik 12,85% dari total produksi 2.140.276 ton GKG pada 2015 menjadi 2.415.286 ton GKG pada 2017," ujarnya di Banjarmasin, Senin.
Peningkatan produksi padi ini, lanjut Fathurrahman, didukung dengan meningkatnya luas tanam seluas 73.649 hektare (14,48%) dari 508.457 ha pada 2015 menjadi 582.106 ha pada 2017. Lumbung padi Kalsel berada di Kabupaten Tapin dengan produksi 339.504 ton dengan kontribusi sebesar 14,67%. Kemudian di Barito Kuala sebanyak 334,345 atau 14,45% dan Hulu Sungai Tengah sebanyak 286,617 atau 12,39%.
Selain padi peningkatan produksi juga terjadi pada komoditas tanaman pangan lain seperti jagung serta komoditas bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit.
Produksi jagung meningkat 176.648 ton jagung pipilan kering (JPK) sebesar 137,46% dari 128.505 ton JPK pada 2015 menjadi 305.153 ton JPK pada 2017. Peningkatan produksi itu didukung peningkatan luas tanam jagung seluas 33.464 ha dari 22.660 ha menjadi 56.124 ha pada 2017.
"Untuk kontribusi jagung, Kabupaten Tanah Laut menjadi yang tertinggi dengan produksi 115,834 ton atau 58.39%, kemudian Kabupaten Kotabaru dengan produksi 49,296 ton atau 24,85%," ungkapnya.
Demikian pula dengan produksi bawang merah naik 2.312 ton atau 266,67% dari 867 ton pada 2015 menjadi 3.179 ton pada 2017. Termasuk produksi cabai yang juga mengalami peningkatan.
Menurutnya, keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak terutama pembinaan dan besarnya dukungan program, kegiatan dan anggaran APBN dan APBD.
"Dukungan dari pemerintah pusat dan provinsi berupa bantuan alsintan prapanen dari 2015 hingga 2017 sebanyak 9.280 unit sedangkan pascapanen 2.068 unit," kata Fathurrahman.
Sementera Kepala Biro Humas dan Protokol Setdaprov Kalsel, Kurnadiansyah, menambahkan, program ketahanan pangan merupakan salah satu pembangunan prioritas dari 13 sektor prioritas pembangunan di Kalsel.
"Salah satu dari 13 program pembangunan itu adalah mewujudkan Kalsel sebagai daerah sentra pangan," tuturnya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved