Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Gus Dur Dinilai Layak Disebut Bapak Keadilan Sosial

Yusuf Riaman
25/11/2017 13:57
Gus Dur Dinilai Layak Disebut Bapak Keadilan Sosial
(Ist)

PRESIDEN keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dipandang layak mendapat kehormatan sebagai Bapak Keadilan Sosial melihat keberhasilannya yang mampu membangun pertumbuhan ekonomi Indonesia di kala terpuruk akibat peralihan kekuasaan.

"Kurang dari dua tahun Gus Dur bisa membawa gini ratio Indonesia terendah sepanjang 50 tahun terakhir terjadi di akhir era Gus Dur, yaitu sebesar 0,31. Gus Dur mampu memberikan contoh implementasi dari sila kelima, maka beliau layak disebut Bapak Keadilan Sosial," kata Direktur Lingkar Survei Perjuangan, Gede Sandra, dalam diskusi publik bertajuk ‘Belajar dari Model Ekonomi Gus Dur’, Sabtu (25/11), di Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Diskusi yang digelar West Nusa Tenggara Development Center (WNTDC), Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR), PKC PMII NTB, dan M 16, juga menghadirkan Direktur Wahid Institute, Yenni Wahid, serta dihadiri oleh kalangan wartawan, aktivis, dan mahasiswa.

Dikatakan Gede Sandra, pemerintahan Gus Dur meski sangat singkat yakni 21 bulan, tetap sukses membangun pertumbuhan perekonomian Indonesia dengan lima tangga kemajuan yaitu adanya pertumbuhan ekonomi, piutang berkurang, distribusi pendapatan, gini ratio rendah, serta kohesi sosial semakin kuat.

Padahal, sebut Gede, Gus Dur menerima warisan perekonomian dari Presiden sebelumnya Habibie dalam kondisi growth (pertumbuhan) masih minus 3% pada September 1999. Namun ketika diukur lagi di akhir 1999 atau tiga bulan sejak tim ekonomi Gus Dur bekerja, pertumbuhan ekonomi sudah di level 0,7% atau melompat 3,7%.

Begitu juga dalam kurun waktu setahun berikutnya pada 2000, perekonomian Indonesia kembali berhasil tumbuh ke level 4,9% atau melompat 4,2%. Sedang di 2001, meskipun Gus Dur dimakzulkan di pertengahan tahun akibat krisis politik tersebut, rata-rata pertumbuhan di akhir tahun masih level 3,6%.

Yang istimewa, kata Gede Sandra, yang juga merupakan Tim Ekonomi pada Kabinet Gus Dur 1999-2001, dua kali lompatan pertumbuhan tersebut dilakukan Tim Ekonomi Gus Dur sambil mengurangi beban utang.

“Sebuah kondisi yang pasti sulit dilakukan tim ekonomi kabinet-kabinet setelah atau sebelum Gus Dur,” ujarnya.

Disebutkan Gede Sandra, salah satu rahasia keberhasilan Tim Ekonomi Gus Dur sehingga mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat, yakni menolak resep IMF Bank Dunia yang menganjurkan dilakukannya pengetatan anggaran. Sebaliknya, yang ditawarkan oleh Tim Ekonomi Gus Dur adalah growth story atau strategi pertumbuhan.

Selanjutnya, Tim Ekonomi Gus Dur piawai dalam melakukan optimum debt managament dan mampu menjaga harga beras stabil di level rendah sehingga mengakibatkan daya beli masyarakat bawah perkotaan terus terjaga.

"Kesejahteraan petani di perdesaan juga terjaga karena Bulog melakukan pembelian gabah, bukan membeli beras. Ini lah alasan mengapa ketimpangan pendapatan paling rendah di era ini," tukasnya.

Direktur Wahid Institute, Yenni Wahid, menilai keberhasilan Gus Dur dilihat dari data yang tidak bisa dimungkiri. Semua berkat kerja sama tim ekonomi di bawah Rizal Ramli. Namun demikian, tanpa adanya political will dari pimpinan saat itu tidak akan bisa tim ekonomi bekerja,

"Data ini bisa dipertanggungjawabkan," ungkap Yenni.

Dikatakan Yenni, semua keberhasilan ekonomi Gus Dur memang kembali ke semangat Gus Dur dengan landasan filosofi, pertumbuhan harus berjalan dengan pemerataan ekonomi. Atau adanya growth (pertumbuhan) yang berkualitas.

"Itu jadi landasan dasar pembangunan ekonomi Gus Dur. Tanpa pemerataan akan tercipta kesenjangan sosial tinggi yang berakibat pada adanya konflik sosial,” kata Yenni. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik