Petani Bawang Wajib Besertifikasi

UNTUK menghadapi persaingan pasar bebas, petani bawang merah harus mengantongi uji kompetensi. Untuk itulah Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Kementerian Pertanian menggelar uji kompetensi petani bawang merah seluruh Indonesia di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, pekan lalu. Hasil uji kompetensi petani bawang merah baru dikeluarkan hari ini. Koordinator Asesor LSP Kementerian Pertanian mengungkapkan uji kompetensi produsen benih bawang merah diikuti 48 peserta. "Sertifikasi itu wajib dimiliki setiap produsen benih bawang merah sebab mereka produsen yang mampu menyeleksi benih baik dan berkualitas," ujar Susilo, Minggu 912/11).

Dia menambahkan, profesi penangkar benih bawang merah harus diakui pemerintah melalui pemberian sertifikat hasil uji kompetensi dari Kementerian Pertanian. Dengan begitu, petani dalam negeri tidak akan kalah jika harus bersaing dengan produsen benih dari luar negeri. "Pasar bebas memungkinkan produsen luar negeri masuk ke Indonesia. Dengan begitu, kemampuan petani lokal harus bisa ditingkatkan melalui uji kompetensi ini," lanjutnya. Nurul Farida dari LSP Kementerian Pertanian, mengungkapkan hadirnya tenaga kerja kompeten yang masuk ke Indonesia tidak dapat lagi dibendung.

Oleh sebab itu, sertifikasi ini diharapkan bisa meningkatkan persaingan di tingkat petani dan diakui dunia internasional. "Produsen benih bawang putih dari dalam negeri harus punya kompetensi, jangan kalah dengan yang berasal dari luar," bebernya. Pada kesempatan itu, Rasma, petani bawang merah asal Cirebon, mengaku sertifikasi penangkar benih bawang merah ini merupakan langkah positif dalam persaingan dengan negara asing. "Kami menyambut baik karena pemerintah tidak sembarang dalam menunjuk produsen benih bawang merah sehingga bagi yang telah besertifikat berarti sudah dapat bersaing dengan produsen benih lain dari luar negeri" ujarnya.