Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

UGM Peringatkan Populasi Pohon Cendana Terus Merosot

Agus Utantoro
20/10/2017 13:58
UGM Peringatkan Populasi Pohon Cendana Terus Merosot
(MI/PALCE AMALO)

PAKAR Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yeni Widyana Nurcahyani S Hut MSc memperingatkan adanya kemerosotan populasi tanaman cendana di Indonesia.

Ia menyodorkan data, pada tahun 2000 tercatat ada satu juta pohon cendana yang tersebar di Timor, Alor dan Sumba, Nusa Tenggara Timur. Namun pada 2010 data di Pemprov NTT menunjukkan populasi pohon cendana di tiga daerah itu tinggal sekitar 300.000 batang.

"Angka ini menunjukkan reduksi lebih dari 100 persen dalam kurun waktu 10 tahun terakhir," jelas Yeni di kampus setempat, Jumat (20/10).

Di depan tim penguji paada Ujian Terbuka Program Doktor Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yeni mengungkapkan populasi cendana tidak hanya menghadapi ancaman kepunahan, tetapi juga mengalami penurunan keragaman genetik yang cukup signifikan.

"Fragmentasi hutan telah menyebabkan penurunan keragaman genetik populasi cendana secara signifikan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia," ujarnya.

Ia menambahkan, tekanan sosial ditengarai menjadi salah satu penyebab utama penurunan keragaman genetik populasi cendana atau yang dikenal dengan nama latin Santalum album Linn., Santalaceae ini. Disamping itu, juga disebabkan oleh gangguan alami.

Menurut dia, populasi pohon cendana, selain di Timor sebenarnya juga ada di Jawa dan Sumba. "Populasi cendana di Indonesia yang tersebar di Pulau Jawa, Sumba, dan Timor juga mengalami degradasi secara genetis maupun reproduksi karena gangguan antropogenis dan alami," jelasnya.

Melihat besarnya degradasi pada populasi alam cendana di kepualuan Indonesia bagian Tenggara, dikatakan Yeni, kemunculan ras lahan baru di Gunung Sewu Global Geopark Network dapat menjadi sumber daya yang menjanjikan untuk program rehabilitasi. Tidak hanya itu, kawasan pegunungan kapur seluas 1.300 kilometer persegi yang berada di bagian tengah Pulau Jawa ini juga dapat dimanfaatkan sebagai wahana penelitian dan reintroduksi.

"Cendana di Gunung Sewu tersebar sepanjang gradien geografis pada berbagai tipe lanskap," tuturnya.

Ia mengungkapkan hasil penelitiannya di Gunung Sewu diketahui terdapat perbedaan karakteristik lanskap dan habitat di kawasan Gunung Sewu. Perbedaan itu menyebabkan terjadinya variasi struktur populasi, kondisi klimatis, dan lingkungan antar ras lahan cendana sepanjang zona geografis di Gunung Sewu.

Yeni menyebutkan bahwa keragaman genetik spasial maupun temporal bervariasi seiring dengan perbedaan struktur populasi. Keragaman tersebut sangat dipengaruhi oleh struktur populasi, kelimpahan bunga, dan klonitas.

Dalam kesempatan itu, Yeni mengajukan rekomendasi terkait strategi konservasi cendana. Menurutnya, strategi konservasi sebaiknya disusun sesuai dengan basis genetik, keragaman genetik, sistem perkawinan, tingkat fragmentasi, dan klonitas dari setiap populasi. Pengembangan strategi konservasi juga harus diintegrasikan dengan program konservasi regional dan nasional.

"Bisa dilaksanakan dengan berbagai skema reintroduksi, rehabilitasi, ataupun perhutani sosial, termasuk di dalamnya manajemen konservasi dengan skema geopark," jelasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya