Headline
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.
SEKELOMPOK massa yang tidak setuju dengan pembangunan Masjid At Taqwa Muhammadiyah, di Gampong Sangso, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, membakar pondok tempat istirahat pekerja pembangunan masjid itu.
Ketua Pengurus Wilayah Pemuda Muhammadiyah Aceh, Munawar Syah, mengecam tindakan tersebut dan meminta pihak keamanan mengusut serta menindak tegas para pembakar tersebut.
"Kami mendapatkan informasi dari Pengurus Cabang Muhammadiyah Samalanga bahwa pada Selasa (17/10) pagi warga dan pengurus Muhammadiyah bergotong royong membangun tiang-tiang Masjid Taqwa Samalanga, juga dibantu Kapolsek, Koramil dan Camat Samalanga," katanya, Rabu (18/10).
Ia mengatakan, jelang waktu salat isya terjadi pembakaran di balai pengajian yang berada di lokasi pembangunan Masjid Taqwa Muhammadiyah Samalanga tersebut.
"Ini dilakukan oleh orang-orang intoleran dan krisis akhlaq, sungguh tega mereka merusak dan membakar tiang-tiang masjid rumah Allah dan balai pengajian saudara muslimnya," sebutnya.
Ia menyebutkan, rencananya proses pembangunan masjid ini dimulai sejak tiga tahun lalu, setelah adanya pembebasan lahan seluas 2.700 meter persegi secara wakaf tunai jemaah pengajian dan warga Muhammadiyah Samalanga dan Bireuen.
"Pengurusan sertifikat tanah atas nama Persyarikatan Muhammadiyah, pengurusan IMB sudah. Pembuatan talut dan jalan menuju lokasi lahan masjid, pembersihan lahan, sampai pembuatan arah kiblat oleh Kementerian Agama Bireuen sudah dilakukan, selama proses itu tidak terjadi masalah apa-apa," terangnya.
Penghalangan dan penentangan sempat terjadi saat peletakan batu pertama pembangunan yang dilakukan Prof Din Syamsuddin pada Idul Adha lalu. Padahal sudah pernah dilakukan sembilan kali pertemuan untuk membahas persoalan itu guna mencari solusi.
"Ada kelompok yang menentang dan menghalangi pembangunan masjid dengan menyebut dirinya sebagai Aswaja. Namun menurut pandangan kami, mereka ini sesungguhnya hanyalah beberapa oknum masyarakat yang krisis akhlaqnya, bersikap intoleran lalu memprovokasi masyarakat lainnya," lanjutnya.
Oleh karena itu, Pemuda Muhammadiyah Aceh meminta Kapolda Aceh dan aparat keamanan di Bireuen untuk mengusut tuntas pelaku. Sehingga peristiwa tersebut tidak terulang lagi.
"Saya mengimbau angkatan muda Muhammadiyah Bireuen dan anggota warga Muhammadiyah Bireuen untuk tetap bersabar, tenang, dan selalu mengedepankan penyelesaian peristiwa pembakaran ini secara bermartabat. Kita sangat tidak sepakat dengan perilaku intoleran, kita juga tidak bisa membiarkan kesewenang-wenangan ini, tetapi kita tetap dapat santun menyelesaikan dengan mengedepankan ukhuwah," jelasnya.
Sementara itu, Kapolres Bireuen, AKBP Riza Yulianto, menjelaskan, peristiwa itu bukan pembakaran rumah ibadah. Namun ada sekelompok orang membakar bedeng atau pondok tempat para pekerja bangunan tinggal. Selain itu, ada tiang pondasi yang berdekatan dengan pondok juga ikut terbakar.
"Ada massa sekitar lebih kurang 100 orang mendatangi lokasi pembangunan masjid milik Muhammadiyah. Kemudian membakar bedeng atau pondok tempat para pekerja bangunan tinggal. Selain itu, ada tiang fondasi yang berdekatan dengan pondok tersebut ikut terbakar sekia pukul 20.30 WIB. Jadi bukan tempat ibadah atau masjid yang dibakar," katanya.
Ia menambahkan, pada saat insiden itu terjadi, anggota Polsek Samalanga sigap mendatangi lokasi kejadian. Sehingga massa yang sedang melakukan pembakaran membubarkan diri.
"Selanjutnya personel Polsek Samalanga dibantu oleh personel Koramil 02/Samalanga melakukan pemadaman api dan berhasil dipadamkan. Tidak ada korban jiwa, hanya saja kerugian material diperkirakan mencapai Rp10 juta," sebutnya.
Ia juga mendatangi ke lokasi untuk memastikan ketertiban dan keamanan kondusif dan terkendali. Bahkan, kasus pembakaran tersebut telah ditangani oleh Polres Bireuen guna dilakukannya penyelidikan lebih lanjut. (MR/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved