Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
UNIVERSITAS Mataram (Unram), Nusa Tenggara Barat, memecat dua orang staf non-pegawai negeri sipil (PNS) karena terbukti menjadi pelaku pemalsuan sertifikat Test of English as a Foreign Language (TOEFL) mengatasnamakan Laboratorium Pusat Bahasa Unram.
"Keduanya diberhentikan karena terbukti merusak citra institusi pendidikan. Surat pemecatan masih diproses," kata Rektor Unram, Prof H Sunarpi, di Mataram, NTB, Kamis (7/9).
TOEFL merupakan ujian bahasa Inggris untuk persyaratan kuliah dan/atau bekerja di luar negeri, terutama di negara-negara yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar mereka.
Sunarpi mengatakan kedua oknum pegawai non-PNS itu terbukti membantu belasan mahasiswa program pascasarjana (S2) memperoleh sertifikat TOEFL palsu dengan mencatut nama Laboratorium Pusat Bahasa Unram.
Sebanyak 19 mahasiswa yang menggunakan sertifikat palsu akhirnya tidak diperbolehkan mengikuti wisuda beberapa waktu lalu. Beberapa di antaranya ialah pengacara yang menjadi mahasiswa program Magister Hukum, Fakultas Hukum Unram.
"Belasan mahasiswa itu sudah mendapatkan sanksi berupa skorsing selama dua semester," ujarnya.
Selain mencatut nama Laboratorium Pusat Bahasa Unram, kata dia, para mahasiswa program S2 yang gagal wisuda tersebut juga ada yang menggunakan sertifikat TOEFL mengatasnamakan Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur.
Ia menduga bahwa ada aktor intelektual dibalik kasus pemalsuan sertifikat TOEFL tersebut. Orang berpengaruh itu diduga menjadi fasilitator sehingga kedua oknum pegawai non-PNS berani melakukan pelanggaran. Namun, kedua oknum pegawai yang terbukti melanggar aturan itu masih belum mau menyebut nama orang berpengaruh yang menyuruhnya melakukan pemalsuan.
"Keduanya betul-betul pasang badan terhadap aktor intelektual. Sudah menyebut nama Yadi, tenmpat tinggal di Gunungsari, tapi nomor telepon selulernya sudah lama hilang. Muncul lagi nama Heru dan macam-macam," ujarnya.
Pihaknya masih melakukan investigasi secara menyeluruh agar kasus tersebut menjadi jelas dan ada kesimpulan siapa aktor intelektualnya.
Sunarpi juga menduga bahwa pemalsuan sertifikat TOEFL sudah lama dilakukan oleh oknum yang bekerja sama dengan mahasiswa pascasarjana.
"Makanya kami akan mengecek jauh ke belakang. Apakah ada sistem yang terlibat. Kalau memang mahasiswa S2 yang sudah lulus terbukti memalsukan, tentu akan dikenakan sanksi. Biar adil," katanya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved