Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
PEMERINTAH menjadwalkan tender konstruksi Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) seksi I Cileunyi-Rancakalong pada November 2017 mendatang.
Sekretaris Daerah Jawa Barat, Iwa Karniwa, mengatakan, berdasarkan informasi dari Satuan Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tol Cisumdawu, lelang tersebut digelar mengingat progres di seksi II Rancakalong-Sumedang makin signifikan.
"Tender seksi I November, agar awal 2018 sudah bisa konstruksi," katanya di Gedung Sate, Bandung, Jabar, Rabu (6/9).
Menurutnya, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) akan melakukan penandatanganan loan agreement. Pemerintah sendiri sudah menghitung biaya konstruksi untuk seksi ini kurang lebih mencapai Rp2,270 triliun.
"Sudah dihitung pula estimasi biaya pengadaan tanah sekitar Rp1,5 triliun," ujarnya.
Seksi I yang memiliki panjang 11,45 kilometer ini dari sisi ketersediaan lahan saat ini baru mencapai 37,43%. Menurutnya, ketersediaan lahan tersebut didapat setelah membebaskan dua desa sepanjang 1,7 kilometer.
Selain itu, ada potensi lahan bebas milik Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Sumedang sepanjang 3 kilometer.
"Dari lahan dua desa itu saja sudah siap untuk dilaksanakan konstruksi," tuturnya.
Di lapangan saat ini tengah dilakukan proses pendaftaran pengukuran peta bidang untuk sisa lahan. Untuk tahap awal, pemerintah menargetkan pengadaan tanah awal bisa tuntas pada pertengahan 2018 mendatang.
"Proses konstruksi nantinya juga paralel dengan proses penyelesaian sengketa di lapangan," paparnya.
Progres paling cepat terlihat di seksi II fase II Rancakalong-Ciherang sepanjang 6,35 kilometer. Per 4 Agustus lalu, konstruksi di lapangan sudah mencapai 100% meski di sisi pembebasan tanah masih menyisakan sekitar 2% belum selesai.
"Ini sudah tuntas, nilai kontraknya Rp1,37 triliun," katanya.
Selanjutnya, proses konstruksi seksi II fase 2 yang saat ini tengah mengerjakan pembuatan terowongan sepanjang 400 meter lebih. Pengerjaan terowongan sudah mencapai 50 meter atau 1 tube dari 2 tube yang direncanakan.
"Target fase 2 ini bisa beroperasi pada 2019," tuturnya.
Pihak Satker sendiri saat ini tengah menggenjot sisa lahan yang akan dibebaskan. Saat ini tengah dilakukan proses pengukuran, penaksiran, dan musyawarah dengan warga. Lahan yang tersedia untuk fase ini, menurutnya, baru mencapai 61,56%.
"Dari sisi lahan sudah tidak bermasalah, targetnya pengadaan lahan bisa tuntas seluruhnya pada Desember 2017," katanya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved