Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
WARGA Kampung Sodong, Desa Sukamukti, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, akhirnya melepaskan nasib keterisolasian yang mereka alami selama puluhan tahun. Sekitar 300 kepala keluarga yang menempati kampung itu menjadi terisolasi semenjak pembangunan Waduk Jatiluhur pada 1957. Baru pada 2014, Pemerintah Kabupaten Purwakarta mulai membangun jalan yang membentang dari Kecamatan Sukasari hingga Kecamatan Maniis sepanjang 47 kilometer dan lebar 9 meter. "Abah sudah tenang sekarang mah. Dari lahir kalau ke sini lewat jalan setapak. Sejak 2014 akses jalan mulai dibuka dan saat ini warga bisa bernapas lega karena tidak akan terisolasi lagi," kata warga kampung, Ruhiyat, 66.
Dia mengisahkan, sebelum ada ruas jalan warga harus menempuh lima jam perjalanan menggunakan perahu untuk menuju Kota Purwakarta. Kini, dengan tujuan yang sama warga cukup menghabiskan waktu 45 menit. "Kalau dulu lima jam kalau ke Purwakarta naik perahu. Sekarang jadi cepat. Alhamdullilah," ungkap pria yang berprofesi sebagai petani ini. Jarak antara Kampung Sodong menuju Kecamatan Maniis mencapai 7,5 kilometer. Adapun dari Kecamatan Maniis ke Kecamatan Sukarasi mencapai 47 kilometer.
"Tinggal jembatan penghubung yaitu di Sukamukti untuk mencapai Sukasari penyelesaiannya jembatan Ciririp," ungkap Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Purwakarta Budi Supriyadi.
Budi menyebutkan untuk menyelasaikan infrastruktur jalan tersebut pemkab sudah menganggarkan Rp300 miliar. Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengungkapkan untuk mencapai Kampung Sodong dahulu harus menggunakan sepeda motor trail. Dengan keberadaan akses jalan, dia berharap bisa mempermudah distribusi barang maupun mobilitas warga. "Waktu pertama ke sini, harus pakai trail karena akses memang sulit. Kami terus berikhtiar membangun jaringan listrik dan infrastruktur jalannya agar mobilisasi masyarakat untuk mendongkrak ekonomi terbantu," ungkap Dedi.
Selain itu, menurut Dedi, kondisi lingkungan pun harus tetap terjaga. Pasalnya, setelah terbangun jalan, menurut dia, masyarakat kerap tergoda untuk menjual lahan untuk tujuan kebutuhan konsumtif. "Ingatkan juga agar masyarakat jangan asal main jual tanah apalagi hanya untuk membeli sepeda motor," kata dia. Karena, menurut dia, "Dalam jangka panjang daerah ini akan maju ditambah potensi pariwisata mulai terbuka dengan adanya jalan tersebut," pungkasnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved