Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
SAAT meliput penyetopan angkutan batu bara oleh masyarakat pada Minggu (27/8), wartawan Radar TV, Way Kanan, Lampung, Dedy Tarnando dan wartawan Tabikpun.com Dian Firasta mendapat makian dan amarah dari petinggi kepolisian lokal yakni Kapolres Way Kanan AKB Budi Asrul Kurniawan. Berikut petikan wawancara wartawan Media Indonesia Ahmad Novriwan dengan Budi Asrul Kurniawan.
Bagaimana latar belakang kejadian itu?
Saya cukup mengenal Dedy dan Dian. Mereka baik dan selama ini tidak ada persoalan. Saat itu, saya melerai kelompok pro dan kontra batu bara. Lalu, peristiwa itu direkam dan di-share di media sosial. Akibatnya, saya menerima beragam bully hingga tudingan miring.
Saya diam dan tidak melakukan apa-apa, apalagi marah.
Bagaimana Anda bisa sekasar itu?
Di luar batas kemampuan saya untuk menjelaskan hal itu. Karena, pada saat dini hari itu kodisi sangat krusial. Menurut hemat saya, jika metode penyelesaiannya salah, fatal akibatnya.
Anda sudah diperiksa Propam Polda?
Iya. Sudah saya jelaskan duduk perkaranya di Propam Polda Lampung pada Rabu (29/8).
Anda terancam sidang etik?
Saya sebagai perwira harus siap menghadapi. Ini risiko pekerjaan dan pimpinan. Saya siap bertanggung jawab. Namun, saya meyakini sidang etik juga akan mendengarkan pembelaan saya.
Anda siap jika dinyatakan bersalah?
Saya dilatih hidup bertanggung jawab atas setiap tindak-an yang saya lakukan. Jika salah, saya harus siap bertanggung jawab. Dan sebaliknya, jika saya benar saya juga terlatih untuk mempertahankan kebenaran saya. Itulah saya.
Apa yang telah Anda lakukan setelah berkata kasar?
Saya memahami pernyataan saya mungkin tidak mengenakkan. Saya sudah mendatangi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) di Way Kanan dan meminta maaf atas kekhilafan saya. (N-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved