Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
PEMERINTAH Provinsi Sumatra Selatan bersama dengan PT Sriwijaya Mandiri Sumsel (PT SMS) selaku pengelola Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api (KEK TAA) hanya punya waktu delapan bulan untuk mengembangkan kawasan tersebut menjadi pusat perekonomian baru. Jika hingga Juni 2018 belum juga ada progres pembangunan dan pengembangan, KEK TAA akan dihapuskan dan hanya menjadi kawasan industri. Hal tersebut diungkapkan Direktur PT SMS I Gede Bagus Surya Negara. "Kita punya waktu delapan bulan," katanya.
Dia menjelaskan PT SMS masih mencari mitra usaha untuk mengembangkan kawasan KEK TAA. Tentunya mitra usaha tersebut harus kuat secara modal. Paling tidak, sebut Surya, investasi membutuhkan dana US$3,5 miliar atau setara Rp45 triliun. "Sudah ada dua mendaftar, PT Tri Patra dan PT Sriwijaya Tanjung Carat. Perusahaan ini merupakan perusahaan lokal dan bergerak di konstruksi. Nantinya perusahaan ini menggandeng perusahaan dari luar. Sebab, kalau dari perusahaan lokal tidak mungkin sanggup untuk kawasan KEK TAA." Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Sumsel Ernila Rizar mengatakan, pihaknya akan membuat detail engineering design (DED) kawasan industri di KEK TAA.
Dia menjelaskan, pada DED dibuat di atas lahan milik PT SMS seluas 66 hektare. "Ini pengembangan tahap pertama dan target selesai Juni 2018," kata dia. Secara terpisah, Direktur Utama PT Pelindo 1 Bambang Eka Cahyana mengatakan progres pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara, Sumatra Utara, tahap I yang berkapasitas 500 ribu teus, sudah mencapai 80%. "Pelabuhan Kuala Tanjung diproyeksikan menjadi pelabuhan terbesar dan menjadi hub internasional di kawasan barat Indonesia yang dikembangkan secara bertahap hingga 2023 dan nantinya akan memiliki kapasitas hingga mencapai 20 juta teus," ujar Bambang.
Guna meningkatkan pelayanan dan antisipasi pertumbuhan bisnis di masa depan, Bambang mengatakan Pelindo I juga tengah membangun perpanjangan terminal peti kemas Pelabuhan Belawan untuk fase II sepanjang 350 meter. "Progres pembangunannya telah mencapai 30%. Progres pembangunan perpanjangan terminal peti kemas ditargetkan mencapai 50% pada akhir 2017 dan rampung pada 2018 mendatang," ujarnya. Bambang menambahkan realisasi trafik kunjungan kapal selama semester I-2017 mencapai 32.358 call, meningkat 5,64% ketimbang periode yang sama tahun lalu yang mencapai 30.630 call.
Investor asing
Mauritius, Korea Selatan, dan Inggris menjadi tiga negara yang paling banyak berinvestasi di Kalimantan Timur hingga akhir triwulan II/2017. "Gambaran ini menjadi rujukan bagi Pemprov Kaltim, khususnya DPMPTSP untuk meningkatkan promosi investasi pada ke-3 negara, termasuk memberikan perhatian pula pada negara potensial lainnya," kata Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim Diddy Rusdiansyah. Dia memaparkan, investor asal Mauritius menanamkan modal US$155,38 juta, Korea Selatan (US$118,54 juta), dan Inggris (US$81,74 juta).
(PS/SY/UL/JI/N-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved