Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Kemarau, 30 Ton Ikan Mati

DG/UL/BK/BB/AD/JS/TS/LD/AS/AB/PO/YK/N-2
31/8/2017 04:33
Kemarau, 30 Ton Ikan Mati
(ANTARA/Rosa Panggabean)

DERETAN kerugian warga akibat kemarau terus bertambah panjang.

Selain di areal pertanian, petani penanam ikan di Waduk Saguling, di wilayah Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, juga menghitung rugi.

Dalam dua hari terakhir, 30 ton ikan mas dan nila mati mendadak di jaring terapung.

"Kemarau panjang dan perubahan suhu udara membuat ikan tidak bisa bertahan dan mati," papar Endang, 35, peternak ikan. Jika dirupiahkan total kerugian warga mencapai Rp510 juta.

"Saya sendiri merugi Rp17 juta, karena 1 ton ikan mati," lanjut Endang.

Idealnya kedalaman air untuk membudidayakan ikan di jaring terapung mencapai 12 meter.

Karena kemarau tinggi, air di waduk itu hanya 3 meter saja.

Di Jawa Barat, kekeringan juga terjadi di Kabupaten Indramayu, Karawang, Cianjur, dan Tasikmalaya.

Kemarau juga membuat warga di lereng Gunung Merapi, di Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, harus membeli air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Saat ini harga air bersih mencapai Rp150 ribu-Rp230 ribu per tangki.

"Persediaan air di bak penampungan air hujan sudah kering. Bantuan air kiriman dari BPBD Klaten juga tidak mencukupi," kata Sukiman, warga Desa Sidorejo.

Di Kemalang, kekeringan terjadi di 13 desa.

"Di Klaten, kekeringan meluas ke 22 desa di tujuh kecamatan," tambah Kepala BPBD Bambang Giyanto.

Warga di Desa Tlogopucang, Kandangan, Kabupaten Temanggung, juga harus mengeluarkan dana untuk mendapatkan air bersih.

Secara rombongan warga harus menempuh jarak 10 kilometer untuk mengambil air bersih.

"Setiap warga harus mengeluarkan dana Rp80 ribu sekali berangkat mencari air. Warga yang tidak berangkat harus membeli air Rp2.500 per jeriken," tutur Sulimah, warga.

Luas kawasan yang mengalami kekeringan di Jawa Tengah juga terus bertambah.

Di Kebumen, krisis air bersih melanda 59 desa di 13 kecamatan, sedangkan di Kabupaten Demak sebanyak 68.932 keluarga di 56 desa sudah kekurangan air bersih.

Setali tiga uang, sebanyak 12 desa di tiga kecamatan di Kabupaten Pasuruan sudah sulit mendapatkan air bersih.

Mereka sangat bergantung pada bantuan air bersih dari BPBD.

Kekeringan yang sudah menjadi langganan di Nusa Tenggara Timur juga telah melanda 9 kabupaten.

"Sejak Juli kami akan terus mengirim air bersih ke daerah terdampak kekeringan. Program itu akan kami lakukan hingga Desember," kata Kepala BPBD NTT Tini Thadeus.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya