Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
SATELIT Terra, Aqua, dan SNNP pada catalog Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (Modis) Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) mendeteksi adanya peningkatan jumlah hot spot (titik panas) dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Indonesia.
Meningkatnya intensitas cuaca kering selama musim kemarau juga meningkatkan jumlah hot spot. Satelit mendeteksi adanya 173 hot spot pada Kamis (27/7), kemudian berturut-turut 277 hot spot pada Jumat (28/7), 238 hot spot pada Sabtu (29/7), dan 239 hot spot pada Minggu (30/7). Dalam sepekan terakhir sebaran titik api terbanyak terdapat di Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Aceh.
Demikian diungkapkan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu.
Menurut Sutopo, sebaran 239 titik api di Indonesia pada pagi ini ialah Kalimantan Barat 126, NTT 42, Kalimantan Utara 35, Kalimantan Timur 10, Kalimantan Selatan 5, Maluku 4, Riau 1, Kalimantan Tengah 1, Jawa Tengah 2, Jawa Timur 2, Sulawesi Selatan 5, Sumatra Selatan 2, NTB 1, Sulawesi Tengah 1, dan Bangka Belitung 1.
“Kebakaran hutan dan lahan di Kalbar belum berhasil dipadamkan. Dalam empat hari terakhir kebakaran hutan dan lahan meluas di provinsi itu. Satelit Terra, Aqua, dan SNNP pada Minggu pagi mendeteksi 126 hot spot di Kalbar, di mana 77 titik api kategori sedang (tingkat kepercayaan 30-79%) dan 49 titik api kategori tinggi (tingkat kepercayaan lebih dari 80%),” katanya.
Adapun sebaran hot spot di Kalbar, lanjut dia, ialah di Kabupaten Sintang 40, Kapuas Hulu 36, Sanggau 26, Landak 10. Malinau 3, Sekadau 3, Bengkayang 2, dan Melawi 2. Sebagian besar lahan yang terbakar adalah lahan gambut. Pembukaan lahan dengan cara membakar masih banyak dilakukan di daerah ini. Meskipun sudah dilarang, himbauan sering dilakukan, patroli ke pelosok dilakukan, namun kenyataannya masih banyak pembakaran hutan dan lahan.
“Pantauan satelit Himawari8 dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan asap tipis sudah menyebar di beberapa daerah di Kalbar. Trajektori asap pada Sabtu sore menunjukkan asap dari sekitar Kabupaten Ketapang menyebar hingga ke Kabupaten Kayong Utara, Kubu Raya dan Kota Pontianak. Sedangkan asap di sekitar Kabupaten Sanggau, Sekadau, Sintang dan Kapuas Hulu secara uum tidak terbawa jauh dari lokasi hot spot’” lanjut Sutopo dalam keterangannya.
Sementara itu, upaya pemadaman terus dilakukan oleh satgas terpadu pengendalian kebakaran hutan dan lahan. BNPB mengerahkan 4 helikopter pembom air yaitu jenis Bell 214B, MI-8, Kamov KA32 dan Bolcow 105. Satgas darat terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, MPA, Damkar dan masyarakat memadamkan di beberapa lokasi hotspot. Kendala satgas darat adalah luasnya wilayah yang harus dijaga, akses menuju lokasi kebakaran sering kali sulit medannya, terbatasnya sumber air dari lokasi kebakaran, keterbatasan alat, cuaca kering, dan tingkat kesadaran masyarakat untuk tidak membakar masih cukup rendah.
“Puncak kemarau diperkirakan berlangsung hingga September mendatang sehingga ancaman kebakara hutan dan lahan dapat meningkat. Perlu partisipasi semua pihak untuk menjaga lingkungan,” tandasnya. (RO/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved