Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PEMERHATI anak, Seto Mulyadi atau yang lebih dikenal dengan Kak Seto, menyerukan perlu adanya gerakan nasional untuk menolak bullying atau perundungan. Sebab, perundungan terutama terhadap anak-anak usia sekolah tidak ada manfaatnya, tapi justru berpengaruh negatif pada perkembangan jiwa anak.
Hal itu disampaikan Kak Seto, seusai menjadi narasumber pada peringatan Hari Anak Nasional (HAN) yang digelar di pendopo Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Kamis (27/7).
Kak seto menyebut, perundungan sangat tidak bermanfaat dan harus ada gerakan menyetop bullying di seluruh sekolah yang ada di Tanah Air.
"Hasil penelitian angka bullying cukup tinggi, kalau tidak segera disetop dampaknya akan sangat buruk untuk perkembangan anak-anak." ujarnya.
Ditegaskan Kak Seto, harus ada gerakan, kalau perlu harus ada Satuan Tugas Perlindungan Anak atau Satgas Anti-bullying di semua sekolah di Indonesia. Kepala sekolah, para guru, juga siswa semua harus dilibatkan.
"Semua harus menjadi pelopor dan pelapor. Karena dalam dalam undang-undang ditegaskan, kalau ada kekerasan terhadap anak tetapi tidak menolong atau melapor sangsi pidananya bisa 5 tahun penjara," tegasnya.
Menurut Kak Seto, perundungan perlu disosialisaikan melalui media supaya betul-betul menjadi gerakan bersama. Karena bullying bisa terjadi karena pertama, adanya pembiaran baik guru maupun orangtua yang cuek atau tidak ada kepedulian dan niat untuk menghentikan bullying.
Adapun kedua, menurut dia, karena tidak adanya komunikasi efektif antara orangtua dan putra-putrinya atau guru dan murid-muridnya.
"Komunikasi yang lebih efektif antara kepala sekolah dan para guru serta para guru dan para siswa mohon ditingkatkan, sehingga akan betul-betul merupakan gerakan nasional," tegas Kak Seto. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved