Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
GRUP usaha Asia Pulp and Paper (APP) Sinar Mas mendukung berlangsungnya Kongres Dayak Internasional di Pontianak. Dalam pembukaan acara ini turut dihadiri Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Laoly, Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, serta delegasi dari Malaysia, Brunei, Thailand, Filipina, India, Taiwan, Selandia Baru, juga representasi FAO yang menaungi Indigenous People.
"Digelarnya Kongres Dayak Internasional ini bertujuan untuk bersama-sama merumuskan gagasan serta memberikan kesadaran baru untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Dayak yang lebih baik," ujar Gubernur Kalbar, yang juga Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) Cornelis dalam acara welcome dinner menjelang pembukaan resmi Kongres Dayak Internasional I, Selasa (25/7) malam.
Ketika memberikan sambutan pada pembukaan kongres pada Rabu (26/7) pagi, Cornelis menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang telah terlibat dalam pelaksanaan kongres ini, salah satunya kepada pihak swasta yang telah memberikan dukungan secara penuh. Cornelis berharap akan kelanjutan kongres di masa mendatang akan semakin go international.
"Mudah-mudahan nanti Kongres Internasional Daya II dapat dilaksanakan di Madagaskar, Serawak, atau di Sabah, Taiwan, atau Australia. Semoga kongres ini memberikan manfaat bagi kemajuan masyarakat Dayak di Kalimantan maupun di penjuru dunia lainnya,” harapnya.
Sementara Menkumham dalam acara tersebut mengharapkan kongres ini akan membawa kemaslahatan bagi masyarakat Dayak, dan tidak hanya berhenti pada taraf seremonial.
"Kongres Dayak Internasional pertama ini selain sebagai ajang silaturahim, juga bertujuan sebagai wadah untuk menyatukan pandangan dan merumuskan keputusan yang berguna bagi kepentingan masyarakat Dayak, sebagai bagian dari bangsa Indonesia," kata Yasonna.
Bertempat di Rumah Radakng, Pontianak, APP Sinar Mas memperkenalkan kepada khalayak berbagai programnya. Salah satunya ialah program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang turut membantu meningkatkan kesejahteraan petani lokal sekaligus bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya.
Yasonna menyempatkan diri untuk mengunjungi booth APP, dan mendapatkan penjelasan mengenai hasil program DMPA yang fokus pada kegiatan wanatani. Yasonna mengekspresikan kekagumannya ketika melihat salah satu hasil produktivitas petani binaan DMPA, yaitu Singkong 'Cassesart' sebagai bahan baku tepung tapioka.
APP juga menunjukkan program pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan secara terpadu yang disebut dengan Integrated Fire Management (IFM). Mulai dari pembentukan Regu Pemadam Kebakaran (RPK) mandiri, penggunaan teknologi modern, hingga kelengkapan infrastruktur dan peralatan yang memadai.
Direktur APP, Suhendra Wiriadinata, mengungkapkan program DMPA dan IFM ini merupakan respons nyata APP atas komitmen kebijakan konservasi hutan (FCP) yang juga mencakup pembangunan sumber daya manusia dan kelestarian alam di wilayah sekitar konsesi perusahaannya, salah satunya di Kalbar. (RO/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved