Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
KANTOR Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tarakan, Kalimantan Utara, masih menyelidiki penyebab kecelakaan kapal cepat yang menewaskan 10 penumpang. Nakhoda yang juga pemilik kapal cepat, Aris Rusdianto, mengkau tiba-tiba saja kapalnya oleng dan miring ke kanan hingga terbalik.
"Padahal, tidak ada sesuatu yang menghalangi jalur kapal. Kondisi cuaca tidak bermasalah dan tidak ada ombak tinggi di perairan Tarakan, saat peristiwa itu terjadi," kata Kepala Seksi Keselamatan Berlayar Kesyahbandaran Tarakan, Syaharuddin mengutip keterangan Aris.
Menurut Syaharuddin, Aris bukan nakhoda baru di Tarakan. Ia sudah membawa kapal cepat sejak 1984. "Surat-surat berlayarnya lengkap. Aris juga mengaku belum tahu masalah yang terjadi di kapalnya." Kecelakaan yang pada Selasa (25/7) itu terjadi saat kapal cepat SB Rejeki Baru Kharisma hendak masuk perairan Tarakan membawa 55 penumpang dari Tanjung Selor. Sebanyak 10 penumpang ditemukan tewas dan satu penumpang lain masih dicari.
Kemarin, Aris diperiksa aparat selama 3 jam. "Kami belum bisa menyimpulkan penyebab kejadian itu," tandas Syaharuddin. Di lokasi, pencarian terhadap satu penumpang yang hilang belum membuahkan hasil. "Kami sudah melakukan penyisiran dalam radius 2,5 kilometer dari lokasi kejadian, namun belum menemukan korban," kata Kepala Seksi Operasional Basarnas Kaltim-Kaltara, Octavianto.
Basarnas, unsur SAR Gabungan dan agen kapal juga menggelar rapat koordinasi guna memastikan jumlah penumpang. Untuk sementara, jumlah penumpang ditetapkan sebanyak 55 orang, 44 selamat, 10 tewas, dan satu hilang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved