Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
BADAN Search and Rescue Nasional (Basarnas) Kantor SAR Mataram menghentikan pencarian empat nelayan yang hilang di perairan laut Selat Alas, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, pada Minggu (16/7).
"Upaya pencarian sudah tidak efektif dan tidak ada tanda-tanda korban ditemukan, maka operasi dihentikan," kata Hubungan Masyarakat Basarnas Kantor SAR Mataram, Putu Cakranegara, di Mataram, Selasa (25/7).
Sesuai standar operasional prosedur (SOP), kata dia, proses pencarian dihentikan jika korban belum ditemukan dalam waktu tujuh hari sejak laporan orang hilang diterima Tim SAR.
Basarnas Mataram menerima laporan dari Kepala Desa Pasir Putih, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa, tentang hilangnya empat orang nelayan di perairan Selat Alas, Kabupaten Sumbawa Barat, pada Senin (17/7). Empat nelayan yang hilang tersebut atas nama Bahri, 42, Rusmayadi, 40, Hendri, 25, warga Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, dan Mesir, 22, warga kabupaten Lombok Timur.
Kronologi kejadian bermula ketika rombongan nelayan Desa Pasir Putih, Maluk, berangkat ke Tanjung Luar, Kabupaten Lombok Timur untuk menjual ikan pada Sabtu (15/7). Kemudian mereka kembali ke Maluk pada Minggu (16/7), tetapi sekitar pukul 1 1.00 Wita, mereka diterpa ombak besar dan angin kencang di tengah perairan Tanjung Ringgit.
Rombongan pun terpisah. Sebagian ke arah Maluk dan Benete, sedangkan satu unit sampan milik Bahri, dengan muatan empat orang ke arah Jelenga, tetapi hingga saat ini belum ada kabarnya.
Cakra mengatakan, Tim SAR Pos Kayangan, Kabupaten Lombok Timur, melakukan upaya pencarian dengan menyisir perairan laut Selat Alas menggunakan satu unit 'Riggid Inflatable Boat'. Polisi air dan anggota TNI Angkatan Laut juga ikut membantu upaya pencarian.
Para nelayan yang menangkap ikan di perairan laut Selat Alas juga diminta membantu upaya pencarian dan menginformasikan jika menemukan tanda-tanda keberadaan para korban.
"Hingga hari ketujuh upaya pencarian belum ada tanda-tanda keberadaan korban sehingga operasi dihentikan. Tapi kalau ada laporan tanda-tanda korban, proses pencarian bisa dibuka lagi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, H Lalu Hamdi, belum mengetahui secara pasti apakah empat orang nelayan yang hilang tersebut sudah masuk dalam peserta asuransi atau belum didaftarkan.
Ia mengatakan bahwa Pemkab Sumbawa sudah mengikuti program asuransi nelayan, tetapi belum seluruh nelayan didaftarkan sebagai peserta. Sementara Pemkab Lombok Timur belum mengikuti program perlindungan bagi nelayan tersebut.
"Kalau nelayan dari Kabupaten Sumbawa yang hilang itu sudah menjadi peserta asuransi, maka ahli warisnya berhak atas uang santunan, tapi kalau belum berarti tidak mendapatkan santunan. Apalagi yang dari Lombok Timur," katanya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved