Headline
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.
IMPOR garam bukan wacana lagi. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Brahmantya Satyamurti Poerwadi, mengaku akan segera mengeluarkan rekomendasi izin impor garam konsumsi. Alasannya, produksi garam lokal sangat kecil sehingga harga garam di tingkat petani melonjak drastis. "Produksi garam dalam negeri di luar ekspektasi. Curah hujan di banyak daerah masih tinggi sehingga panen tidak sesuai dengan harapan," lanjutnya. Dia mengaku sudah membentuk tim verifikasi data produksi garam ke seluruh daerah. Tim itu terdiri atas KKP, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Badan Pusat Statistik, dan Bareskrim Polri.
Hasil verifikasi data produksi di semua daerah akan menjadi dasar untuk menerbitkan rekomendasi garam konsumsi. Pekan depan, hasilnya sudah bisa diperoleh. "Setelah itu, kami langsung buat rekomendasinya, tidak akan lama," tambah Brahmantya.
Target produksi garam rakyat tahun ini mencapai 3,2 juta ton atau lebih rendah daripada target tahun lalu sebesar 3,6 juta ton. Tahun lalu, lantaran faktor curah hujan, realisasi produksi tidak sesuai dengan target, hanya menghasilkan 144.009 ton atau hanya 4% dari target. Saat ini harga garam melonjak dari normal Rp5.000 per liter menjadi Rp15 ribu. Di Jawa Timur, harga garam di tingkat petani mencapai Rp2 juta per ton dari harga normal Rp430 ribu. Brahmantya mengakui produksi garam sulit terkatrol dengan penggunaan teknologi. "Teknologi untuk garam membutuhkan pasokan listrik yang besar."
UKM terkena dampak
Kenaikan harga garam di tingkat petani sudah membuat banyak kalangan kelabakan. Pelaku usaha pengolahan ikan asin di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, misalnya, harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli garam. "Pada kondisi normal, kami membeli garam dengan harga Rp90 ribu-Rp105 ribu per karung 50 kg. Dua pekan terakhir, harganya melonjak tiga kali lipat sampai Rp300 ribu per karung," kata Amik, pembuat ikan asin di Pulau Harapan, Kecamatan Nipah Panjang. Kenaikan itu tak ayal membuat para perajin harus menaikkan harga dagangan. "Mengurangi takaran garam tidak mungkin. Kami terpaksa menaikkan harga ikan asin Rp2.000-Rp3.000 per kg," tambah Ratna, perajin lain.
Pedagang bumbu dapur di Banyumas, Jawa Tengah, mengeluh. Harga garam naik 75% dari sebelumnya. "Sebelumnya, garam dapur halus per bal isi 20 kantong dijual Rp7.500, kini naik menjadi Rp13 ribu," kata Warti, pedagang di Pasar Manis, Purwokerto. Harga garam dapur kotak yang semula Rp5.000 per kantong isi 20 biji kini menjadi Rp8.000 per kantong. Kalau untuk eceran, garam halus yang sebelumnya Rp1.000 dapat tiga bungkus kini menjadi Rp750 per bungkus. Dari Kabupaten Pati, Jawa Tengah, produsen garam terbesar di Jawa, ribuan hektare lahan garam di sepanjang jalur pantura Pati-Rembang tidak berproduksi. Genangan air laut di ladang tidak mengkristal. "Sejak 2016, karena musim kemarau basah, target produksi tidak mencapai target. Dari target 384 ribu ton, hanya menghasilkan 16 ribu ton," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Pati, Sujono. (SL/LD/AS/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved