Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Jalan di Perbatasan Tumbuhkan Perekonomian

Agus Utantoro
18/7/2017 11:12
Jalan di Perbatasan Tumbuhkan Perekonomian
(Perbatasan Kecamatan Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara dan Ba Kelalan, Serawak, Malaysia---MI/Syahrul Karim)

PEMERINTAH terus bertekad membangun jalan di perbatasan negara. Selain di Nusa Tenggara Timur yang berbatasan dengan Timor Leste, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga menggenjot pembangunan jalan paralel di perbatasan Kalimantan Utara hingga Kalimantan Barat.

"Di NTT, kami menggandeng Korps Zeni TNI Angkatan Darat. Pembangunan jalan sudah mencapai 176 kilometer dimulai dari Montaain Belu," kata Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono di Kampus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, kemarin (Senin, 17/7).

Di Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia panjang jalan yang dibangun mencapai 1.900 kilometer, membentang di wilayah Kalimantan Utara hingga Kalimantan Barat. "Pengerjaannya sudah hampir rampung," tambah Menteri.

Di perbatasan itu, lanjut dia, pembangunan infrastruktur jalan sudah dimulai sejak 2015. Pada awal 2017 telah tercapai 1.582 kilometer. "Targetnya 2019 selesai."

Menurut Basuki, selain untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa, itu mengukuhkan keamanan dan pertahanan negara. Prioritas pembangunan jalan paralel di perbatasan juga cukup efektif meningkatkan aktivitas perekonomian warga.

Di perbatasan Papua, Basuki mengaku dari 4.330 kilometer panjang jalan, sudah 89% yang terbangun. Tahun ini, total jalan trans-Papua sudah tersambung.

"Pembangunan infrastruktur di perbatasan dan pos lintas batas negara bukan untuk gagah-gagahan bahwa kita negara besar. Kita memang ingin membuat kawasan ekonomi di perbatasan," tegasnya.

Dari Kalimantan Utara dilaporkan, empat desa di Kecamatan Tanjung Palas Barat, Peso Hilir, dan Peso nyaris terisolasi. Mereka hanya mengandalkan jalur sungai untuk menuju wilayah lain.

"Tidak ada akses jalan yang memadai. Ada jalan desa, tetapi masih berupa jalan tanah, dan jembatan darurat dari kayu di beberapa titik," kata Jefri Yohanes Ndun, tokoh masyarakat. Dia pun berharap pembangunan jalan perbatasan yang dilakukan pemerintah bisa berdampak ke wilayah itu.

Pengembangan bandara
PT Angkasa Pura tetap optimistis proyek pengembangan Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Kalimantan Selatan, bisa rampung tahun ini. Proyek itu menyedot anggaran sebesar Rp2,3 triliun.

"Proses pekerjaan berjalan sesuai rencana. Saat meninjau proyek ini, Menteri Perhubungan juga memberikan apresiasi," kata General Manager of PT Angkasa Pura Bandara Syamsuddin Noor, Handy Herrydithiawan.

Tochid Purnomo Hadi, pemimpin proyek pengembangan Bandara Syamsudin Noor, mengakui ada kendala saat proyek ini mulai dikerjakan, khususnya dalam pembebasan lahan. "Tapi sudah diselesaikan dan tahun ini pasti bisa tuntas."

Bandara Syamsudin Noor yang baru nantinya akan memiliki desain modern, tetapi tetap bernuansa budaya Banjar. Kapasitas bandara bertambah dari 1,3 juta orang menjadi 12 juta penumpang per tahun.

Demi mengembangkan bandara di Tana Toraja, Pemprov Sulawesi Selatan telah menemui Wakil Presiden HM Jusuf Kalla. "Kami diminta berhubungan dengan Kementerian Perhubungan untuk mengkaji ulang hasil penelitian tim dari Universitas Hasanuddin," ujar Plt Kepala Dinas Perhubungan Sulsel Ilyas Iskandar.

Berdasarkan perhitungan awal, pengembangan Bandara Buntu Kuni itu membutuhkan dana Rp409 miliar. "Targetnya, tahun ini bandara bisa difungsikan," lanjut Ilyas. (VR/DY/LN/UL/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik