Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

[WAWANCARA] Bupati Wonogiri Joko Sutopo: Boro Kurangi Tingkat Pengangguran

Widjajadi
19/6/2017 09:46
[WAWANCARA] Bupati Wonogiri Joko Sutopo: Boro Kurangi Tingkat Pengangguran
(Bupati Wonogiri Joko Sutopo---MI/Widjajadi)

KABUPATEN Wonogiri, Jawa Tengah, ialah daerah dengan tanah berkapur dengan topografi berbukit dan berbatu. Walhasil, sebagian (sekitar 25%) warga dari daerah yang dikenal sebagai Kota Gaplek itu urban ke kota besar atau menjadi mboro (mengembara).

Untuk mengetahui peran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri dalam menangani arus boro yang pulang kampung, wartawan Media Indonesia Widjajadi mewawancari Bupati Wonogiri Joko Sutopo. Berikut petikannya.

Bagaimana Anda menyikapi arus urbanisasi dari Wonogiri yang terus terjadi pasca-Lebaran?
Pemkab tidak mungkin melarang warga Wonogiri yang ingin memperbaiki taraf hidup dengan merantau di kota besar. Pelarangan juga memberi konsekuensi berat karena menyangkut hak hidup dan pemkab belum bisa menciptakan lapangan kerja secara merata.

Dengan demikian, Pemkab Wonogiri sangat menaruh rasa hormat kepada pemudik atau boro yang telah mengurangi pengangguran di daerah dan sekaligus berjuang keras di perantauan guna memberikan kesejahteraan bagi keluarga di kampung halaman.

Rasa hormat terhadap warga boro bukan berlebihan karena mereka meninggalkan kampung halaman dengan keahlian. Mulai sebagai tukang batu, jualan bakso, jamu, hingga menjadi kaum profesional di kota besar. Keberadaan mereka di tanah rantau tidak membuat repot pemerintah setempat. Bahkan selama ini dinilai sangat membantu warga asli kota dalam mencukupi kebutuhan lewat keahlian membantu proyek fisik, menyediakan bakso, dan lainnya.

Pemkab Wonogiri juga tidak pernah diam dan terus berupaya menggali potensi daerah dan menggandeng investor yang ujung-ujungnya akan menciptakan lapangan kerja baru sehingga lambat laun akan mengerem warga boro karena di daerah mereka telah ada pekerjaan yang layak.

Lalu, bagaimana persiapan Pemkab Wonogiri menyambut pemudik?
Setiap tahun pemkab terus membenahi infrastruktur perdesaan dan menyiapkan petugas dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) di sejumlah titik rawan supaya rombongan pemudik pulang kampung tidak mengalami kesulitan.

Lalu pada tahun kedua kepemimpinan saya di kabupaten berkapur ini, Pemkab menyediakan 40 bus mudik gratis bagi sedulur boro yang belum berhasil di perantauan.

Pemkab juga menata dan memperbanyak objek wisata baik di kota/kabupaten maupun di desa. Pengembangan potensi wisata di desa itu atas prakarsa masyarakat dan juga Bumdes (badan usaha milik desa) sehingga para pemudik bisa merasakan kesegaran jiwa saat pulang kampung.

Sepanjang musim Lebaran, objek wisata Waduk Gajah Mungkur dan Museum Karst menjadi daya tarik bagi pemudik yang ingin bersantai bersama keluarga.(N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya