Sambut Waisak, Wihara Mulai Bersolek

DEMI menyambut perayaan Trisuci Waisak yang akan dise­lenggarakan besok, wihara umat Buddha di sejumlah daerah mulai bersolek. Seperti di Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), umat Buddha mulai membersihkan kompleks wihara di Pedepok­an Agung Sanghyang Jati di Gunung Selok, Adipala. Pembersihan kompleks wihara ditandai dengan pengecatan pintu masuk wihara.

“Kami akan menggelar doa bersama mulai Rabu (10/5) malam hingga Kamis (11/5) dini hari. Tahun ini perayaan Waisak dilaksanakan sederhana,” kata Banthe Dhamma Tedjo, pemimpin Pedepokan Agung Sanghyang Jati Gunung Selok, Selasa (9/5). Dari Yogyakarta, lebih dari 30 biksu dan biksuni dari seluruh wilayah Indonesia dan Thailand menjalani pindapata, bagian dari rangkaian perayaan Waisak di sepanjang Jalan Malioboro.

Para biksu dan biksuni ini berjalan tanpa alas kaki dari kawasan Taman Abu Bakar Ali menuju Kelenteng Fuk Ling Miau di Gondomanan. Di Kelenteng tersebut, para biksu memanjatkan doa bersama. “Pindapata ini pertama kali dilakukan di Yogyakarta sebagai rangkaian prosesi Waisak,” kata Ketua Panitia Waisak Kelenteng Fuk Ling Miau Gondomanan, Ang Ping Siang.

Pindapata merupakan prosesi memberikan sedekah kepada orang yang membutuhkan. Derma yang diberikan warga berupa makanan ringan dan makanan basah. Hasilnya akan diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Dari Magelang, ratusan biksu dari Perwakilan Umat Buddha Indonesia menjalani prosesi penyemayaman api darma di Candi Mendut.

Para biksu menjalani prosesi setelah pembacaan doa, paritta, mantra, dan puja-puji di depan altar besar pelataran sebelah barat Candi Mendut. Api darma tiba di pelataran Candi Mendut pada pukul 14.55 WIB setelah perjalanan dari Mrapen, Kabupaten Grobogan. Pengurus Walubi meletakkan api abadi itu di altar. Pengurus itu ialah Ketua DPD Walubi, Hartati Murdaya, Ketua DPD Walubi Jateng, David Hermanjaya, dan Ketua Dewan Kehormatan Sangga Walubi Biksu Tadisa Padamita Mahastavira. “Semoga api darma me-nerangi manusia sehingga manusia dapat mengarungi samudra kehidupan dengan tabah dan keseimbangan batin,” kata Hartati. (LD/AT/Ant/N-3)