Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Listrik Mikro yang Cerdas di Ciparay

(BY/Rio/M-3)
06/5/2017 03:30
Listrik Mikro yang Cerdas di Ciparay
(ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

MENJADI pondok Pesantren (ponpes) yang mandiri energi sudah lama diimpikan Ponpes Baiturrahman. Kini sudah lebih dari 3 tahun impian perlahan diwujudkan lembaga pendidikan yang terletak di kawasan perbukitan Cikoneng, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Listrik 5.000 watt telah mereka hasilkan dengan mesin biodigester. Sumber energinya ialah limbah ternak sapi dan kambing. Dalam sehari, dari peternakan ponpes yang memiliki 26 sapi dan 17 kambing terkumpul 475 kg kotoran.

Tak hanya itu, limbah santri yang berjumlah sekitar 500 orang juga ikut disalurkan ke digester. "Satu digester kurang lebih mengolah 9 kubik (limbah)," jelas Ketua Ponpes Baiturrahman KH Yamin Kamaludin, saat ditemui Media Indonesia di ruang kerjanya, Kamis (4/5). Total ada enam digester dengan harga masing-masing Rp25 juta di ponpes itu.
Selain mampu menghasilkan listrik, enam biodigester ini pun menghasilkan gas sebagai bahan bakar memasak. Dalam pengoperasian mesin tersebut, pihaknya melibatkan santri yang ada.

Mereka diatur bergiliran untuk menjalankan digester. Pelibatan siswa dalam operasional pembangkit listrik ini dikatakan Yamin untuk menciptakan rasa disiplin, tanggung jawab, sekaligus sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan santrinya. "Sangat gampang kok pengoperasiannya. Apalagi jarak kandang (ternak) dengan mesin ini sangat dekat. Kami juga menyiapkan instalasinya sehingga sangat mudah, (limbah) tinggal didorong pakai air saja," terangnya.

Di sisi lain. Yamin mengakui daya listrik yang dihasilkan belum mencukupi seluruh kebutuhannya yang mencapai 50 ribu watt. Terwujudnya pembangkit listrik ini dijelaskan Yamin merupakan kerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Satu mesin tersebut seharga Rp25 juta. "Ini berkat kerja sama dengan LIPI. Kebetulan LIPI sedang mengembangkan energi ini," katanya.

Yamin berharap kapasitas mesin ini bisa ditambah. Untuk itu pula Yamin berharap bantuan pemerintah untuk pengadaan ternak. "Dengan lahan yang kami miliki (sekitar 4 hektare), kami bisa menampung 100-200 ekor sapi," ujarnya. Selain untuk kemandirian energi, mesin digester itu juga membantu mengurangi pencemaran lingkungan.
Apalagi, limbah buangan dari pengolahan digester dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.

Energi angin hingga sinar matahari
Di Jakarta, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Laksana Tri Handoko, menjelaskan bahwa sistem pembangkit yang diterapkan di Ciparay bersistem jaringan listrik mikro yang cerdas atau smart microgrid. "Tujuannya memang untuk menciptakan daerah mandiri energi karena kita tahu banyak daerah pedalaman di Indonesia yang belum tersalurkan transmisi listrik. Dengan jaringan listrik mikrocerdas ini, diharapkan banyak daerah yang bisa terbantu untuk mendapatkan fasilitas listrik," tutur Handoko ketika berbincang dengan Media Indonesia, Jumat (21/4).

Handoko menjelaskan cara kerja dari jaringan listrik mikrocerdas ini ialah dengan menggabungkan beberapa sumber tenaga listrik yang diatur melalui sistem switching secara otomatis agar output listrik tersebut bisa diatur secara maksimal. Sumber listrik tersebut berbasis energi baru terbarukan sesuai dengan potensi yang dimiliki tiap-tiap daerah seperti genset, biogas, angin, serta sinar matahari.

"Jadi sistem ini mengatur output dari penggunaan sumber-sumber listrik tersebut agar lebih terjamin, hemat biaya, serta menekan emisi karbon melalui pengoprasian secara digital," sambungnya.
Sistem ini juga diupayakan untuk dapat meningkatkan rasio elektrifikasi Indonesia yang berada di angka 91,15% pada posisi akhir 2016. Angka tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan rasio terendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga di kawasan ASEAN. Selain di Ciparay, smart microgrid telah dibuat di di Pulau Kri, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.

Diatur sesuai kebutuhan
Budi Prawara selaku Kepala Pusat Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI menjelaskan bahwa teknologi smart microgrid bisa dijadikan sebagai sebuah konsep baru dalam pembangkitan listrik. Smart microgrid adalah sistem kelistrikan dengan skala kecil dengan menggunakan sumber energi terbarukan yang tersedia secara lokal. Jangkauan layanannya pun diutamakan hanya untuk masyarakat sekitar.

"Kualitas layanan pun bisa diatur sesuai dengan kebutuhan yang ada di area tersebut sehingga gangguan atau pemadaman bisa dikurangi. Dengan konsep ini, smart microgrid menjadi alternatif untuk mengganti konsep pembangkitan lama," jelas Budi.

Budi menjelaskan bahwa sistem penyaluran energi listrik yang dihasilkan menggunakan konsep smart microgrid dengan memanfaatkan teknologi listrik, komputer, telekomunikasi, dan jaringan. Sistem komunikasi dua arah diterapkan dalam manajemen aliran energi antara pembangkit dan beban sehingga tercapai keseimbangan antara pasokan (supply) dan kebutuhan.

"Nantinya kelebihan daya akan disimpan di dalam baterai dan akan digunakan pada saat beban puncak. Integrasi dengan sumber energi AC dari jaringan listrik yang tersedia atau genset dapat dilakukan bila sumber ini tersedia (on-grid). Pasokan energi dari jaringan PLN/genset akan berjalan pada saat kebutuhan energi tidak dapat dipasok sepenuhnya dari sumber energi baru dan terbarukan," pungkasnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya